Kamis, Desember 27, 2007

GARA-GARA Si RI 1…………


Barang siapa tidak bisa diselamatkan oleh kesabaran,
maka ia pasti dibinasakan oleh kegelisahan (Pepatah)

Kayaknya kebiasaan temen-temen di perusahaan setiap akhir bulan hampir sama, every hour is rush hour. Sibuk dengan deadline n target.

Kalau aku si sibuk ku buat sendiri (ben wis…). Semua kerjaan numpuk jadi satu diakhir Tahun 2007. Studi kelayakan untuk ijin penggunaan frekuensi radio harus segera masuk KPID Jatim trus soal Pre School, yang terakhir soal kegiatanku ma temen-temen di organisasi (kepentingan pribadi sementara minggir sejenak).

Sebenarnya ga terlalu menarik untuk dibahas soal kegiatanku ma temen-temen. Tapi setelah kalender menunjukkan angka 27 Desember 2007, kegiatan itu menjadi menarik. Bukan soal ribetnya persiapan kita. Atau koordinasi kita ma temen-temen di Pusat n Wilayah yang intensif gara-gara hujan, longsor, banjir dan lumpuhnya jalan antar Kecamatan dan Kabupaten bahkan Propinsi.

Yang menarik adalah, kedatangan SBY alias Susilo Bambang Yudhoyono si RI 1 itu ke tanah kelahirannya. Bikin heboh semua orang. Apa hubunganku ma kegiatanku bareng temen-temen organisasi dengan kedatangan makhluk Tuhan satu itu?

Saat jam menunjukkan waktunya sholat magrib, tiba-tiba telepon rumah berdering. Ibu yang mengangkat karena aku baru mengambil air wudlu. Dari Kasdim katanya, berkaitan dengan namaku yang tercantum sebagai pemesan 2 kamar di Hotel Permata. Selesai sholat ku kontak Hotel Permata. Si Resepsionis begitu ku sebut namaku langsung menyerahkannya pada bapak-bapak.
Dia bilang Kasdim (ih ga tau tu sejenis makanan paan, hehehehehehe…) dan memintaku untuk membatalkan reservasiku di Hotel Permata karena kedatangan RI 1. Tu tempat mo dipake die ma semua orang yang terkait ma die dalam kunjungannya kali ini.
Padahal tu tempat dah ku pesan jauh hari untuk teman-teman dari Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah Jatim yang mo jadi Instruktur Pelatihan.

Si Kasdim bilang :
Masak Pimpinan njenengan ga bisa dikalahke untuk RI 1 (nenek lu, satu orang aja bikin kekacauan di seantero Pacitan).
Ini untuk kepentingan yang sekupnya nasional (halah cuma peresmian peresmian seremonial aja pake bilang sekup Nasional……tu pikirin tanggul pada jebol, rumah warga banyak yang rusak karena hujan yang mengguyur Pacitan ga brenti 2 hari, putusnya jalan karena longsor).
Sementara njenengan kan cuma organisasi. Tolong minta pengertiannya (saya dah mule ngerti kondisi heboh gini bakalan sering ada di Pacitan begitu SBY jadi di Taon 2004 Pak………..ga sah mbok omongi aq yo eruh…………basa basi lu).

Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Pacitan meminta pengertian Anda. Njenengan tahu kan kondisi Pacitan (ya iyalah gw ngerti, gw lahir n besar di Pacitan……)
Kami tahu kekesalan njenengan (tahu tok ga bisa kasih solusi buat apa pak)
Njenengan tahu kan hierarki kami, di birokrasi kan memang seperti itu (iye gw ngerti dodol! gw sekolah di Sospol jurusan gw Ilmu Administrasi Negara, ya gw ngerti banget la…………(Alm) Prof. Riswanda Imawan yang ngajar gw soal ciri-ciri birokrasinya Marx (Marx sopo yo.......Karl Marx po Max Weber)).
Kami juga hanya melaksanakan tugas, ini desakan dari atas (demo aja…kan malah heboh, dijamin bisa jadi headline nasional (kata temenku (laki-laki))………(hotel semua penuh, SBY datang bawa 16 menterinya, blom krucuk-krucuke……yo sing sabar mbak dadi wong cilik :-) (kata temenku juga (cewek)).
Ku bilang sama si Kasdim, Indonesia tu lucu ya pak.......Kalo dalam kecelakaan bener atau salah yang disalahin n kena sanksi kendaraan yang gede..........tapi kalo kayak gini yang suruh ngalah yang kecil (dasar negara aneh...............n gw salah satu warganegaranya coba!)

Akhirnya ku coba meredam kekesalanku dengan berkata dalam hati………sing waras ngalah Vee………………………

Tumpukan cerita……………

Sudah terlalu lama tangan ini tak menekan tombol-tombol huruf di keyboard komputer. Banyak cerita yang akhirnya belum sempat terendus media (hehehehehehehehehe).

Misalnya saja soal kekesalanku November kemarin karena nonton film Indonesia yang lagi tayang di bioskop. Tentang Cinta dan Get Married. Agak mending ‘Get Married’. Walo ceritanya standard and agak-agak konyol, bisa mengocok perut penonton. Pemainnya juga para komedian kelas …… (kelas apa ya?!) Sementara ‘Tentang Cinta’……………tidak beradab (pake kata-katanya Indi, hehehehehehehehe…..piss men).
Aku nonton ‘Tentang Cinta’ bareng Yani n Evi……………n aku lupa apa message yang ingin disampaikan ma tu film. Semoga saja hanya aku yang lupa n tidak dengan 2 teman nontonku. Itu mungkin karena aku sudah telanjur dongkol dengan adegan per adegan n of course dengan kualitas pemain-pemainnya plus ide cerita yang seputar itu-itu saja (sapa suruh nonton…………).

Cerita tentang pilihan karir dan pundi-pundi penghasilan yang akan menyertai perkembangan generasi muda Indonesia (ih ngomong apaan si……)

Atau perjalanan 1 jam 15 menit dari Juanda ke Sepinggan.
Menunggu 2,5 jam di dekat terminal kedatangan sampai cacing-cacing penghuni perut protes. Sampai akhirnya mencoba mencicipi daging rusa. Perjalanan kulanjutkan melewati Taman Bukit Soeharto yang sudah mulai beranjak petang. Tepian Sungai Mahakam yang tak terlihat karena pemadaman bergilir yang sudah sangat biasa terjadi (kata penduduknya lo) sampai akhirnya tubuhku terguyur air di Bumi Etam untuk pertama kalinya.

Dua hari di Kota Tepian perjalananku berlanjut menuju Kecamatan Kaliorang, salah satu daerah di Kabupaten Kutai Timur. Ya ampyun, baru kali ini aku berkunjung ke tempat om ku, sepupu ibuku. Jauhnyaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... Jalaaaaaaaaaaannya ………… kondisinyaaaaaaaaaaaaa……… ah tak usahlah diceritakan disini (hehehehehehe…mo cerita kok ga komprehensif to Vee…Vee) yang kuingat kalau siang puanasnyaaa minta ampyun, kalo malam dingiiiin. Air berasal langsung dari pegunungan (tanpa disaring meeeeeeeeeeeeen). Suara bebek dan ayam membuka pagi dan itu artinya listrik menjadi padam sampai magrib menjelang (Indonesia kah ini???).

Yang rada bikin shock tu biaya hidup yang lebih mahal dibanding di Jawa. Sampai rasanya pingin nelen duit seribuan ajah (heheheheheheehe………sadar Vee, jalan hidup masih panjang).

Kerinduanku untuk bisa chating baru saja akan terwujud di Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, tetapi Tuhan ternyata berkehendak lain (hihihihihihihihihi)………..koneksinya troble. Ya sutralah kecewa (kayak jenis batik Pekalongan aja). Finally, aku back to hotel for doing another activities.

Ku tutup perjalananku kali ini dengan kenangan 3 jam menunggu si lelet Lion Air datang bersama orang-orang Indonesia lainnya (sukune bedo j).

Senin, November 19, 2007

Pembagian itu………….

Diantara kejahatan Kapitalisme ialah buruknya pembagian kekayaan dan kesejahteraan diantara rakyat, dan diantara keindahan dan keunggulan Sosialisme dan Komunisme ialah pembagian kemiskinan dan kesengsaraan bagi seluruh rakyat (Arif bijak)




Sudah sejak hari Senin, sebuah pesan masuk diponselku, bahwa pendistribusian dana Pemberdayaan Manusia (PM), bahasa programnya, akan dilaksanakan hari Rabu, 14 Nopember, tanpa menyebutkan jam berapa, yang jelas pagi menurut waktu orang Indonesia.

Sudah agak siang, aku dan Mr. Rohman berangkat. Biasa, penyakit leletku kambuh walau keadaan sudah sedemikian genting (hehehehehehehe, ga dink, kadang ajah). Baru mau jalan satu pesan masuk mengabarkan kalau kita sudah ditunggu warga penerima program (PM). Mr. Rohman memacu motor dengan kecepatan tinggi, padahal jalan yang kita lalui berkelok serta naik (maklum daerah pegunungan dan perbukitan).

Sampai disana, benar, warga yang kurang lebih 50an orang (sesuai catatan di proposal ajuan dari Unit Pengelola Keuangan(UPK)) sudah memenuhi pelataran kantor UPK.

Acara segera dimulai. Sambutan dari Pak Kades dan Mr. Rohman mengawali acara pagi setengah siang itu. Singkat padat. Aku menolak tawaran Mr. Rohman untuk memberikan sepatah dua patah kata. Aku yang mengaku orang Jawa masih cadel berbahasa Jawa yang baik dan benar. Aku juga tidak punya cukup ide soal kata-kata apa yang akan kujadikan tema dalam pengantarku (semuanya sudah diborong Mr. Rohman). Aku baru memahami bahasa kaum yang sebenarnya. Selama ini aku dengan mudah dan gampang tanpa kesulitan yang berarti ketika harus berinteraksi dengan teman-temanku, dengan mahasiswa.

Di hari itu juga, kita masih punya agenda untuk melihat program-program yang masuk ke Desa Ngromo sebagai side effect dari Program Gerdu TAskin Desa Model Tahun 2007 ini.

Paket-paket mulai dibagikan. Ada yang berupa paket seragam sekolah untuk mereka yang masih duduk dibangku SD tapi ……………………
Yang paling banyak adalah paket untuk para lansia yang kurang mampu. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh, hatiku menjerit……………….bagaimana kalau orang-orang tua itu adalah kakek dan nenekku……………tak pernah terbersit sedikitpun dalam benakku.

Aku masih lebih beruntung.

Masih ada yang diusia senjanya harus menggunakan cap jari karena tidak bisa menulis dan membubuhkan tanda tangan. Ada yang langsung maju mengambil bagiannya walau namanya belum dipanggil karena indera pendengarannya sudah mengalami gangguan……………………

Yang membuatku tertegun adalah mereka ‘nyarter’ mobil per dusunnya dengan kondisi berdesak-desakkan agar tidak terlalu jauh berjalan. Ya jalan utama di desa itu memang sudah kondisi III B tetapi jalan-jalan menuju rumah-rumah penduduk per dusunnya, jalan-jalan berbatu……………………

Ketika aku, Mr. Rohman, temen-temen UPK dan Pak Sekdes menyusuri program-program fisik yang telah dan sedang dikerjakan rasanya aku tak ingin mengulanginya. Kondisi jalan yang terus naik dan berbatu kadang membuatku heran kenapa mereka masih saja betah di tempat itu. Karena mereka punya semua yang akan mereka makan (itu jawaban Bapakku yang notabene wong ndeso).

Apalagi dalam kondisi musim penghujan begini. Secantik dan seganteng apapun penduduk desa itu jangan pernah Anda melihat bagian kaki atau sepatu/sandalnya. Karena yang akan terlihat adalah bekas tanah merah basah yang menempel disana sini…………

Minggu, Oktober 21, 2007

Hujan di 1 Syawal 1428 H


Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan (QS. 16:10)



Di 12 Oktober 2007
Lapangan Manggala Sakti, Baleharjo, Pacitan


Semenjak kumandang takbir bergema, langit Pacitan memang sudah mendung, dan Alhamdulillah pagi buta, hujan benar-benar turun.

Kami yang merayakan 1 Syawal 1428 H, jumat itu agak resah juga.


Sms datang dari Ketua 2 PD NA Pacitan…………..akankah sholat Ied akan tetap dilaksanakan di lapangan.
Aku menjawab juga dengan ketidakpastian, sebelum aku mencapai lapangan aku belum tahu apakah akan dialihkan atau tidak. Kalaupun dialihkan, kemana? Maklum sampai dengan detik ini warga Muhammadiyah Pacitan belum memiliki masjid, tempat yang seharusnya bisa menjadi pusat dakwah.

Jamaah tetap dengan antusias melantunkan asma Allah dengan khusyuk. Beberapa jamaah putri mengumandangkan takbir dengan memakai payung. Tak banyak yang datang (masih banyak taon lalu deh kayaknya), tetapi tidak mengurangi arti kemenangan yang akhirnya diperoleh. Pribadi-pribadi taqwa. Pribadi-pribadi muttaqin. Semoga.

Kamis, Oktober 18, 2007

Di Akhir Ramadhan 1428 H

(yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka (QS. 8:3)


Sehabis ashar aku masih punya tanggung jawab. Mendistribusikan sebagian kartu ucapan Idul Fitri dari Nasyiah ke para donatur, setelah paginya aku sudah mengirim kartu yang sama ke temen-temen PD NA se Jatim juga PW NA Jatim dan PP NA Yogyakarta lewat jalur pos. maklum PD NA PAcitan belum punya staf umum, jadi akhirnya acara pendistribusian dibagi dengan temen-temen di tingkat Pimpinan sendiri. Boro-boro ngangkat staf, untuk berkegiatan aja kadang kita harus puter otak biar masalah pendanaan yang sudah terlalu klasik tidak menjadi batu sandungan.
Bismillah kita niat untuk amar ma’ruf nahi munkar………………….

Ternyata bensin di sepeda motor yang ku pakai sudah menunjuk di jarum E. Berarti sebelum aku keliling, aku harus menuju SPBU dulu.
Wow, ternyata antrian di SPBU Ploso itu lumayan panjang. Motor dan mobil ada berjejer. Maklum di SPBU Ploso n kayaknya juga SPBU lain yang ada di Pacitan belum dibedakan tempat pengisian untuk motor dan untuk mobil. Mungkin karena masih bisa di handle, berbeda dengan SPBU di kota-kota besar.

Perbedaan lainnya dengan SPBU di kota-kota besar, budaya antrinya masih rendah. Benar kah?

Di kamis sore itu, 11 Oktober 2007. Aku sudah berusaha antri dibelakang motor yang sudah ngantri duluan. Sementara dua motor didepanku selesai, semestinya motor yang persis dibelakangnya punya hak untuk diisi tangkinya. Tapi ada motor yang baru saja datang langsung nylonong masuk ditempat kosong itu sementara si motor yang punya hak belum sempat untuk menggeser motornya.
Platnya AB, Jogja. Heran juga aku. Jogja, kota pelajar, kota besar…….masih saja ada kelakuan warganya yang ga mencerminkan budaya tinggi yang menjadi trade mark Jogja.
Sayang………………

Dan mungkin saking tidak siapnya pegawai SPBU dengan lonjakan pengisi bahan bakar, konsentrasi mereka jadi kurang. Apesnya aku yang kena (semoga saja pengisi bahan bakar yang lainnya tidak mengalaminya). Ku kasih uang 10rb an yang sudah kusiapkan di kantong jaketku dengan tujuan biar cepet n ga ribet.
Si pegawai SPBU menerimanya dengan bahasa mata saja, karena terlalu ga efektif kalo pake acara ngomong sementara antrian bejibun, kalo aku menginginkan tangkiku mau kuisi dengan semua uang yang kuserahkan padanya tadi.
Aku percaya saja dia sudah menekan tombol yang benar sesuai dengan nominal yang kuserahkan padanya. Setelah selesai cepat aq hidupkan mesin motor.

Dijalan seperti biasa, setelah mengisi tangki dengan bensin, aku selalu mengamati penunjuk.
Ya Allah, kenapa jarumnya hanya sampai ditengah? Aku sudah terlalu hafal dengan posisi penunjuk itu. Kalau 10 rb pasti ¾, kalau 5rb pasti ½, kalau 15 rb pasti fuel. Tapi ini?
Posisinya ada di besaran 5 rb. Padahal jelas uang yang ku kasih 10 rb.

Ah, dari pada aku ngrundel dalam hati sisa kejadian penyerobotan antrian di SPBU tadi, aku langsung berprasangka baik saja. Mungkin uang 5 rb yang selebihnya memang bukan hakku. Ada hak orang lain yang ternyata lupa belum aku keluarkan………….

Astagfirullah, ampuni aku ya Allah, kalau memang benar seperti itu………..

Senin, Oktober 08, 2007

Dua Waktu Satu Hasrat

Ku buka kembali buku itu
Kado pernikahan untuk istriku karya Mohammad Fauzil Adhim


Yogyakarta, 30 Mei 2001
Tanggal yang tertulis didalamnya
Itu artinya buku itu sudah ku koleksi dari enam (6) tahun yang lalu


Aku tak tahu kenapa aku rindu untuk membukanya kembali
Padahal dari pertama buku itu menghiasi rak bukuku
Buku itu belum selesai ku baca
Belum khatam
Alasannya mungkin membuat orang lain geli
Baru beberapa halaman ku baca
Begitu buku itu menjadi hakku enam (6) tahun lalu
Aku berkeinginan menjadi kaum Rasulullah seutuhnya
Sesuatu yang ketika itu tak mungkin akan segera terwujud
Pendidikan tinggiku belum kuselesaikan


Dan ternyata
Ketika lembar demi lembar ku baca
Enam (6) tahun kemudian
Keinginan itu belum berubah


Kututup kembali buku itu
Dan belum juga terselesaikan seluruh halamannya
Dengan satu keyakinan baru
Semoga
Keinginan itu semakin dekat menujuku

Dan Aku pun Iri……………

Usianya masih dibawahku
Pendidikan formalnya ……………. (hehehehehehe, ga penting wis)

Tetapi aq iri padanya

Dia selalu mengaku sebagai penulis senja (yang tampan) sejati
Dia begitu produktif mencatat aktivitas hariannya
Menggoreskan kata-kata indah dalam puisi
Menuliskan imaji dan khayalannya

Aq masih iri padanya

Menulis adalah hidupnya
Memuntahkan kalimat-kalimat indah
Menuangkan ide-ide sederhana dalam balutan kata bersayap
Sayang kalau tak kita tengok barang sejenak

Terus berkarya sahabat
Sebarkan ayat-ayat Tuhan
Dalam rangkaian mempesonanya alur cerita yang khas…………senja

Rabu, September 19, 2007

Pada Dua Ramadhan

Dan hendaklah kamu bersyukur, sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah untukmu (HR. ath-Thabrani)


Sidoarjo, Surabaya begitu panas siang itu.
Puasa baru masuk hari kedua. Aku sudah menulis catatan diotakku, hari ini aku harus ke Surabaya, karena menjelang magrib hari sebelumnya aku sudah berjanji pada teman yang mengelola radio persyarikatan untuk melangkah ke kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Sebelum melangkah aku menanyakan nomor telepon kantor PWM ke, mbak Icha, salah satu Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiyah Jatim. Ku tekan tombol-tombol angka pesawat telepon di rumah kakak, untuk menanyakan jam tutup kantor. Sang Front Office menjawab jam 16.00 WIB.
Sudah terset dalam otakku, aku harus berangkat jam 15.00 kurang dengan angkutan umum, sementara pulangnya, aku akan menunggu kakak iparku yang kebetulan bekerja di Surabaya. Jadi selain irit ongkos, juga lebih nyaman di kendaraan pribadi.

Aaaaaaaaaaaaaaaarh, ternyata perkiraanku meleset. Kakak iparku pulang lebih awal, karena ternyata hari itu hari Jumat. Tidak ada jalan lain, aku harus menggunakan angkutan umum pulang pergi. Keponakanku yang paling besar, SMP kelas 2, bersedia menemaniku, kebetulan dia sedang tidak menjalankan ibadah puasa, jadi it’s ok mo jalan agak jauh.

Jujur aku bingung dan agak takut, mungkin ini kali pertama, di Sidoarjo, Surabaya, aku mengenakan angkutan umum. Karena pas ada acara Nasyiah di Surabaya, kakak iparku yang lagi baek hati (hehehehehehe), bersedia menjemputku.
Mungkin aku ga setakut ini naek angkutan umum. Kalau seorang temen tidak pernah membaca stiker peringatan tentang kejahatan yang sering terjadi diangkutan umum di Surabaya. Mereka bisa melakukan tindakan senekat apapun. Walau aku belum pernah menemui kejadiannya, dan moga saja tidak pernah, aku sudah membayangkan supporter bola asal Jawa Timur yang terkenal dengan kenekatannya. Apalagi ini, mereka bener-bener butuh duit!!!

Ku baca bismillah, bahwa aku percaya Allah akan melindungi hambaNya.
Perjalanan pergi ke Kertomenanggal, daerah dimana PWM, PWA, PWPM, PWNA berkantor berjalan lancar. Hanya acara ngetem, di Terminal Bungurasih yang agak lama. Padahal jam terus berjalan. Aku dah memperkirakan tak keburu waktuku mencapai jam 16.00.
Benar, sesampainya disana, pintu kaca itu sudah tidak bisa ditarik ataupun didorong. Alias dikunci. Dan seperti orang Jawa pada umumnya, aku masih bergumam dalam hati, gak pa pa, setidaknya aku sudah pernah mencoba untuk ke sini (selain menanyakan ijin radio milik Persyarikatan, aku juga mau mengambil form beasiswa yang disediakan untuk pelajar se Jatim, PD NA Pacitan ingin ikut menyalurkannya).

Dengan langkah pelan tapi pasti, aku dan keponakan perempuanku berjalan kearah kendaraan umum melalui rutenya. Begitu mendapatkannya, kita berdua langsung duduk. Aku lebih memilih waspada. Ada tiga anak laki-laki (keliatan kalau mereka masih sekolah dari mukanya yang masih imut) dan satu orang perempuan, ditambah aku dan keponakanku. Tiga anak laki-laki hanya ku pandang sekilas. Ah mereka tidak terlalu mencurigakan. Si perempuan juga tidak mencurigakan. Hanya dandanannya yang aneh.

Sepertinya dia penari Ngremo untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Bukan maksudku untuk merendahkannya. Tetapi secara tampilan itu lah aku bisa menarik kesimpulan sementara. Kalangan menengah keatas bisa saja ‘nanggap’ dia, karena bosan dengan tontonan penyanyi kafe yang cantik, seksi dan yang paling ga enak, bayarnya mahal. Sementara, ketika dengan perempuan penari Ngremo itu, rupiah yang bakal dia keluarkan dari kantong ga banyak, tapi cukup bisa menghilangkan stress yang menggelayut dipikirannya. Mungkin.

Bajunya sama sekali tidak matching. Blouse garis-garis hijau. Selendang berwarna orange. Mengenakan stagen hitam. Celana sejenis lagging berwarna ungu. Ada wadah uang terlilit dipinggangnya. Singapore Airline tulisannya. Keren juga pikirku, dia sudah pernah menggunakan maskapai asing itu. Ada sejenis radio tape dia bawa. Paling-paling berisi musik untuk memperlancar gerakannya. Dandanan wajahnya lumayan amburadul. Dia mengoleskan eyeshadow yang sama sekali ga sewarna, campur-campur, persis badut dipertunjukan sirkus. Asli aku tidak menambah dan menguranginya. Aku heran saja, kenapa dia begitu PeDenya?

Perempuan itu terkantuk-kantuk. Menambah lucu mukanya. Beberapa kali dia menguap. Membuat giginya yang ompong sering terlihat.

Oh Tuhan, andai saja aku ada di posisi dia, sanggupkah aku menjalaninya?

Jumat, September 07, 2007

Jilbab saya....

Jilbab saya hanya menutupi kepala saya, bukan otak saya
(Hayrunnisa Ozyort, Istri Abdullah Gul, Turki (Jawa Pos, Selasa, 28 Agustus 2007))


Hayrunnisa benar. Tidak ada hubungannya antara perempuan pemakai jilbab dengan rendahnya ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya.


Tahun 1970 an bisa saya pastikan siapa yang pake jilbab, saya kenal (Muh. Mirdazy, PWM Jatim).

Mas Mirdaz benar. Di era 70an perempuan yang mengaku beragama Islam memang masih jarang mengenakan jilbab.
Sementara sekarang, Setiap kita menengok, jilbab dengan warna standar maupun bervariasi mudah kita temui.
Ada yang menyebutnya kerudung. Ada yang menyebutnya jilbab panjang. Jilbab gaul. Karena perbedaan penafsiran.

Jilbab identik dengan pengecualian.
Kenapa Hayrunnisa mengeluarkan statement seperti itu tentu ada alasannya. Kita tahu Turki negara sekuler, tetapi Indonesia?
Ada seorang teman berazzam akan memakai jilbab setelah mendapat pekerjaan. Ya kalau setelah mendapat pekerjaan, masih bisa melihat indahnya matahari pagi, kalau enggak? (takuuuuuuuuuuuuuuuuuuut, Ya Allah semoga aku tidak termasuk didalamnya)
Dulu memang (mungkin di jaman Mas Mirdaz sampai dengan akhir 99) siapa yang memakai jilbab jangan harap ga deg-degan kalau melamar pekerjaan, di perusahaan swasta tentunya.

Karena mereka selalu mensyaratkan penampilan menarik (sampai sekarang masih ada beberapa). Yang menjadi pertanyaan, menarik menurut siapa? Apakah jilbab sedemikian menghalangi seseorang untuk mengeksplor kemampuan yang dimilikinya?
Jawabannya sudah jelas. Tidak. Tidak sama sekali. Ketika jilbab menjadi penghalang, berarti bahasa AlQuran dinafikkan. Nauzubillah.

Kamis, Agustus 30, 2007

Ritual Nonton Film




Sms, offline message & online di YM serta telepon dah ku terima sejak kalender di bulan Agustus nunjukin tanggal 20 an. Yani n Indi say to me kalo yang lagi nongol filme Die Hard 4, Bourne Ultimatum, The Holiday n satu na aku lupa. Film Indonesia kali ini tidak masuk dalam daftar film yang harus ku tonton setelah yang terakhir aku tonton Coklat Stroberi yang ceritanya ga lebih baek dari Cinta 24 karat, 30 Hari Mencari Cinta dan teman-temannya (maaf yak sineas Indonesia....)

Setelah tiap kali online Indi selalu tanya kapan aku go to solo, akhirnya ga betah juga aku berlama-lama duduk manis di rumah. Tanggal 28 sore aku nyampe solo dengan membonceng mas Joko. Ku hubungi Indi juga Yani n qta (aku n Indi, Yani ga jadi) sepakat nonton di pemutaran terakhir n aku yang beli tiket coz rutinitas Indi menuntutnya ga bisa keluar b4 tengah malam (hihihihihi...salah yak)

Dokter Dian dengan baik hati mengantarkanku ampe depan tempat dimana aq dan Indy mo nonton, Grand 21. akhirnya aq dapatkan juga tiket itu, Die Hard 4, untuk 2 orang seat E, 21.20 WIB. Indi langsung ku sms. Dia menjawab, bentar lagi kerjaannya kelar.

5 menit...........10 menit..............15 menit
Terus berlalu
Si Indi ga muncul-muncul juga. Dari yang pertamanya rame tu depan studio ampe ga da orang sama sekali n tinggal petugas aja, si Indi ga nongol-nongol. Sampe-sampe si mas-mas pegawai nya Grand 21 nanya ke aku, ‘selamat malam, maaf mbak, ada yang bisa saya bantu?’................’saya lagi nunggu temen mo nonton di studio satu’ ku jawab pertanyaannya. Si mas-mas balik nanya ‘lah filmnya dah mulai mbak, telat’
Ya iyalah saya tahu setahu-tahunya kalo si Bruce Willis dah beraksi dari sekitar 20 menit yang lalu. Tapi masak aku masuk duluan, ga nunggu Indi, sama aja aku nonton sendirian, orang kita janjiannya mo nonton bareng.

35an menit dari jam 21.20 si Indi dateng dengan berlari kecil. Akhirnya kita nonton dan menjadi penonton terakhir yang masuk studio.

Apa yang menarik?
Besok siangnya, tanggal 29, sebelum si Indi ngantor kita nonton again, kali ini Bourne Ultimatum.......................................n surprise nya kalo semalem kita yang the last, siang nya kita masuk studio as the first moviegoer.......hahahahahahahahaha ini sungguh-sungguh terjadi n aku ma Indi tertawa bareng begitu mengingat kejadian di Grand 21, 2 hari berturut-turut itu.

Sabtu, Agustus 11, 2007

Isra’ Mi’raj dan 17 Agustus

Tahun 2007
Peristiwa turunnya perintah sholat sebagai salah satu rukun Islam kepada sang Pembaharu, Baginda Rasulullah SAW, hanya terpaut 6 hari dengan peristiwa diproklamasikannya Kemerdekaaan Republik Indonesia oleh Soekarno Hatta

Kemeriahan ada dimana-mana
Semua orang tanpa dikomando berusaha merayakannya
Rumah yang mulai dicat kembali
Umbul-umbul yang berjajar
Lampion
Lampu hias
Semua yang khas merah putih akan jelas terlihat

Tidak salah memang mengekspresikan bentuk kegembiraan dengan berbagai cara
Satu yang kemarin seorang teman tanyakan padaku
Ketika aku kasih komentar
Mmm...........semua rumah terlihat rapi
Terlihat lah kalau mereka siap menyambut moment 17 Agustus
Bersih
Mungkin melebihi bersihnya
Saat mereka menyambut Ramadhan atau bahkan Idul Fitri
Rumah boleh dengan cat baru
Tapi benarkah semua orang yang ada di rumah-rumah itu
Merasakan kemerdekaan yang hakiki?
Who knows?

Satu hal yang membuatku bertanya
Kenapa moment Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Begitu tidak bergaung
Semua station, RT, RW, Desa, Kelurahan berlomba-lomba membuat acara khas 17 an
Anggaran Pemerintah Daerah (yang jelas aku tahu) sudah dialokasikan untuk seremonialnya
Tetapi Isra’ Mi’raj tak ada gaungnya
Nasionalisme begitu diagungkan
Tapi rasa keberagamaan serasa hilang
Apakah ini hanya bentuk perenungan yang terlalu berlebihan dariku?

B A P A K


Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku menangis
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harus tubuhmu
Kau tuturkan segala
Mimpi-mimpi serta harapanmu

Kau ingin ku menjadi yang terbaik bagimu
.........................
(Ada Band feat Gita Gutawa, Yang terbaik bagimu (Ayah))


Bapak
Sosok pendiam yang hadir dalam hidupku

Bapak
Sosok otoriter yang menyertai pertumbuhanku

Bapak
Sosok akuntan dalam ekonomi keluarga yang mendidikku

Bapak
Terlihat jelas
Kalau beliau orang desa
Lahir
Tumbuh
Dari jauhnya hiruk pikuk kota

Bapak
Laki-laki yang mendampingi ibuku
Sederhana
Ga neko-neko

Bapak
Aku menghormatinya

Bapak
Aku adalah salah satu anak yang biasa-biasa saja
Patuh dengan segala perintahnya
Tapi tidak menutup kemungkinan
Bagi kita untuk berbagi
Asal disertai dengan alasan yang rasional

Bapak
Satu yang belum bisa aku penuhi
Dan aku tahu
Beliau
Sudah sangat menginginkannya

Bapak
Maafkan aku
Tapi aku berjanji
Aku akan mewujudkannya
Besok, lusa, atau beberapa tahun lagi

Bapak
Doamu selalu menyertai setiap langkahku

IS HE THE ONE? (Courtesy of CitaCinta)

Yakin, nih, si dia adalah orang yang tepat buat kita?
Chemistry Cinta

Boleh jadi kita dan si dia tampak serasi saat difoto. Atau kita bangga banget karena punya kesamaan hobi yang bikin kita berdua kompak selalu. Tapi, itu belum jaminan kita dan si dia bakal berjodoh, tuh. Tetap perlu chemistry biar hubungan tetap mesra dan nggak membosankan. Coba cek, kita dan si dia punya chemistry itu, nggak?

Percaya & jujur
Jika kita dan si dia sudah saling jujur dan percaya, nggak bakal ada kebohongan dan kecurigaan yang bisa bikin hubungan kacau. Mulai dari hal besar seperti kita percaya si dia nggak bakal macam-macam saat mantannya mengajak ketemu, hingga si dia percaya kita bisa memilih baju yang tepat untuk hari pertamanya di kantor baru.

Fun factor
Nggak perlu si dia bisa selucu Aming setiap saat, yang penting waktu yang dihabiskan bersamanya bisa menyenangkan. Termasuk saat melakukan hal yang nyebelin seperti antre tiket kereta berjam-jam saat mudik atau menyelesaikan tugas kuliah menumpuk.

Saling menghargai
Nggak ada orang yang sempurna, tapi pasangan yang oke biasanya, nih, selalu menghargai 'prestasi' pacarnya -sekecil apapun itu. Mulai dari memuji keterampilan kita membungkus kado, hingga mengagumi tulisan tangan kita yang rapi. Penghargaan kecil itu bisa bikin kita dan si dia merasa beruntung memiliki satu sama lain.

Stroberi



Merah
Imut
Seger
Saking terobsesinya aku dengan si buah satu ini
Sampai ke bawa mimpi
Semua temen yang sering bikin event-event khas anak muda
Menggunakan stroberi
Entah di kaos
Di kemeja
Celana
Rok
Jaket
Tas
All pokoknya
Ga peduli tu laki or perempuan

Stroberi
Buah yang pernah
Aku ga mau menyentuhnya
Geli
Karena ada bulu-bulu halus yang mengelilinginya
Asem
Rasa yang dimilikinya
Padahal
Secara fisik
Cantiknya
Luar biasa
Tanpa cela

Jumat, Agustus 10, 2007

SEMARANG, BROWNIES, DAN KEBOHONGAN

Semarang
Ibukota Propinsi Jawa Tengah
SPA Semarang Pesona Asia
Merupakan tag line nya

Brownies
Kue coklat
Enak banget rasanya
Walau physically
Dia (brownies) ga menarik
Item
Bantat
Tapi mmm...lezatnya mengalahkan tampilan fisiknya

Jangan pernah menilai orang hanya dari luarnya saja
Liat juga hatinya
Itu mungkin sedikit yang ku ingat pesan yang ingin disampaikan film dengan judul Brownies yang pernah ku tonton

Kebohongan
Kata ini bisa diceritakan kalo dirangkai dengan Semarang dan Brownies
Dia tidak bisa berdiri sendiri

Kebohongan
Jelas sudah lokusnya ada dimana
Dan si brownieslah korbannya

Kebohongan
Sebuah kata yang harus aku tanggung dosanya
Pliz forgive me GOD
(Rasulullah SAW bersabda kepada Aisyah r.a, “Apabila kamu berbuat dosa, mohonlah ampunan kepada Allah dan bertobatlah kepadaNya, karena sesungguhnya bentuk tobat itu adalah menyesal atas perbuatan dosa dan mohon ampunan dari Allah’ (HR. Al-Baihaqi)

Team Work




Foto disamping diambil, dua atau tiga minggu sebelum Ferdi (yang pake topi) dipanggil wawancara kemudian dinyatakan diterima, setelah percepatan magang, 4 Agustus lalu di Grindulu FM.

RGA
Radio Gelora Abadi FM, hanya mendapat ijin penggunaan frekuensi dari Kantor Infokom. Radio yang lahir jaman bahela, sekitar taon 1970an ini, nglungsungi (reinkarnasi) dengan format baru.

Sayang, nama yang sama sekali ga marketable, tidak diganti
Itu yang kita bener-bener kita sayangkan
Para sesepuh yang tidak menginginkannya. Entah apa alasan rasionalnya....

Kami kehilangan satu anggota tim
Goyah
Satu kata yang dapat mewakilinya
Ketika menu acara harus pontang panting kita tutup dengan kekuatan yang tersisa
Tidak mudah ternyata
Karena kami juga punya kesibukan lain selain di radio
Radio komunitas
Kami tidak bisa mengharapkan pundi-pundi itu jatuh begitu saja ketika kita menggoyang tiangnya

Walau sebenarnya sebelum Ferdi ada Ciko
Yang juga harus meninggalkan tim karena kepindahannya ke Balikpapan
Dengan gayanya yang kocak abis
Mirip Desta Club Eighties
Intelektual muda (sapaan qta untuk pendengar) juga kehilangan Ciko
Dan satu omongannya ke aku
Tante (dia biasa panggil aq Tante Shasha) aq bakal balik ke Pacitan kalo tante nikah (weleh)

Di Radio
Kekeluargaan yang kita tawarkan
Pengabdian yang kita kedepankan
Karena selain itu kita belum bisa memenuhinya

Kepindahan Ferdi pun tidak lantas membuat qta putus hubungan
Keep in touch tetep kita lakukan
Persaudaraan tak akan pernah terhenti
Dan yang aneh tapi nyata
Di tempat kerjanya yang baru
Ferdi tetep ngetop n dipanggil dengan panggilannya pas nyapa pendengar kita, Ferdi, bukan dengan nama baru nya Krisna

Kepindahan Ferdi
Ke media lain yang sejenis, yang cenderung lebih mapan karena salary yang memadai merupakan hal yang biasa
Biasa banget dan wajar terjadi

Jangankan kita yang ada di daerah
Dengan peta kekuatan yang relatif ga seimbang dengan kompetitor (Grindulu FM yang nota bene market leader)
Stasiun TV yang bersaing dalam hal program acara dengan mudah qta lihat
Para News Anchor nya gampang berpose di stasiun yang berbeda dari kemunculannya yang pertama
Kita mencatat beberapa nama
Arief Suditomo dari SCTV ke RCTI
TsaTsa Yuzariyahya dan Helmi Yohanes dari RCTI move ke Metro TV
Indi Rahmawati dari SCTV pindah ke ANTV
Valerina Daniel dari Metro TV hijrah ke ANTV
Atau si ganteng Putra Nababan yang awalnya di Metro TV sekarang ada di RCTI
Dan masih ada beberapa lagi nama yang saya tidak dengan gampang mengingatnya

Dimanapun tempatnya qta bisa berkarya
Mengeksplorasi apa yang kita miliki
Apa gunanya kita kalo kita tak bisa bermanfaat bagi orang lain
Sekecil apapun

Sabtu, Juli 28, 2007

G E M U K

Obesity may be “contagious”
Your friends and family could be making you fat
(Featured, Yahoo.com)

Mungkin fitur di Yahoo itulah yang paling dapat menjelaskan pertambahan berat badanku dari awal 2007 kemarin.

Friends
Kebiasaan saling traktir yang membuat kita sering pindah makan dari warung satu ke warung yang lain (sekarang dah enggak, hehehehehe, pada ga punya duit n zibuks)
Ato kekawatiran temen-temen tentang kekurusanku (ihik....dan itu yang akhirnya membuatku sering ngemil juga, apa lagi kalo dah ngerasa suntuk, makan, ngemil menjadi menu wajib)
Padahal kalo aku makan luar porsi juga ga banyak (ntar di rumah makan lagi, hehehehehe, kalo enggak ibu bakal ngomel, dah disediain ga dimakan..............doyan pa laper yak?!)
Kalo aku makan cuma dikit pasti dikomentarin yang sok jaga berat badan lah yang ini yang itu, finally daripada di kira jaim ku sikat aja yang tersisa (we ke ke ke)

Family
Makanan, baik yang berat maupun yang ringan sering dengan manisnya sudah nangkring di meja
Ada juga camilan yang kadang sengaja ku taruh di lemari es (dan biasane di acc sama ibuku), kalo-kalo aku laper (daripada celingak celinguk trus pingsan, hehehehe)

Apa yang terjadi?
Timbangan yang bergeser ke angka 4 lebih sedikit
Terjadi penambahan kegembilan di pipi
Celana dan rok jeans yang ga muat
Celana kain yang jadi agak-agak ngatung
Beberapa kemeja yang terasa kekecilan

Apa komentar yang mengenalku?
Eh, gemukan lo sekarang (emang kalo gemuk napa???)
Wah pipinya ada isinya (lah, emang kemarin ga ada isinya apa?!)
Wik ada yang berubah nih kayake, disana sini (embeeer...)
Makmur tenan q (ga ada hubungan antara kenaikan berat badan ama kemakmuran, ma penyakit iya, eh naudzubillah)
Eh, fit seger lo malahan (makasiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih, duh senangnya, hehehehehe)

Stars Again



28 07 07
Sore hari di Lapangan Badminton, Arjowinangun

Aku baru saja datang (dan sudah telat) dengan sepeda motorku. Ku sapa ibu penjual minuman yang memang satu-satunya di depan lapangan. Kami memang sudah akrab. Dia balas menyapaku dan bertanya, ada apa dengan keningku? Kok item-item?
Ku jawab aja sekenaku, ini bekas jerawat (karena memang kemarin, aku habis mengamplasnya dengan masker dan sedikit menyisakan bekas) plus tambahan jawaban, aku pingin merit. Apa jawab si ibu itu?
‘tak pek mantu pisan ngko nok, tak olehke ragilku’
Wik...kujawab aja dengan tawa lebar sambil ngeloyor pergi, nyusul temen-temen yang sudah duluan, karena aku sudah bisa menduga pertanyaan lanjutannya apa).

Nyampe dalem, aku pemanasan dulu, sambil ber say hello ma yang pada maen (padahal aq ga bisa badminton, ya niatannya sih daripada ga olah raga, mending tampekan ma yang rela hati ngajari aku. Maklum di PB. Mentari, cowok semua, kecuali aku, si bendahara, yang paling ga bisa maen badminton beneran, yang raketnya paling murah sendiri pula, hahahahaha)

Males banget kalo harus masuk klub fitness/senam aerobic yang notabene mereka yang ada di dalamnya makhluk-makhluk yang suka ngrumpi ma pamer baju senamnya, pamer di mana nyalonnya, pamer handphone terbaru yang dipake..........ribet...bet...bet n bikin malezzz

Seorang teman, Mr. Nurku, nylethuk ke aku, ‘eh bu, ngopo bathukmu kok koyo ngono (asem...batinku dalam hati)

Sore ini dah ada dua orang yang menanyakan keberadaannya (jerawat), besok berapa banyak lagi?



keterangan foto: dua nieces ku yang mentertawakan jerawat tantene:-)

Headmaster


Hari Kamis 26 07 07
Ada agenda
Pertemuan atau Evaluasi Mingguan
Tentang pengelolaan Pre School Dinar Ceria

Pre School Dinar Ceria
Adalah Badan Usaha dan Amal milik Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Pacitan
Organisasi yang aku dipercaya menjadi Sekjennya (sekjen- ini komentar pelaksana harian Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Pacitan)
Dengan modal pinjaman dari sang ibu, Aisyiyah, kita bergerak

Pre School Dinar Ceria
Ide awal datang dariku
Sederhana sebenarnya
Agar anggota pimpinan bisa sering saling bertemu
Bukan melupakan QS. 4:9
Itu muncul juga, setelah ibu penasehat mengingatkan kita dalam kajian iftitahnya
Selain juga karena beberapa temen di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur sudah memiliki Badan Usaha dan Amal yang sejenis (mosok Pacitan ga iso...kebangeten!)

Pre Shool Dinar Ceria
Padi Bersinar Cerdas Terampil Berakhlak Mulia
Padi adalah simbul Nasyiatul Aisyiyah
Cerdas
Terampil
Berakhlak mulia
Dijadikan Visi

Soal evaluasi mingguan
Tak banyak yang datang
Akhirnya Mrs. Ketua
Memutuskan agar aku yang pegang kendali

Menjadi Kepala Sekolah?
Ga pernah terpikirkan sedikitpun dalam benakku
Karena yang ada dalam bayanganku
Aset Pre School aku beli (sayang tabunganku belum cukupnya banyak, hehehehehe)
Dan aku menjadi ownernya (egois ga sih?!)
Nanti akan ada perjanjian ma temen-temen anggota pimpinan yang lain (organisasi maksudku)
Bagi hasil atas usaha yang dikelola
Loh kok sekarang aku yang jadi pengelola?

Menjadi Kepala Sekolah?
Memang ga ada apa sebelumnya?
Ada
Manajemen yang belum tertata dengan baik yang membuat kami harus melakukan reformasi secara cepat dan tepat

Menjadi Kepala Sekolah?
Memang ga ada apa kader lainnya yang lebih kompeten?
Ada
Masih kita persiapkan

Menjadi Kepala Sekolah?
Beberapa teman yang memang sering jahil bilang
‘Tenanan to bu lahmu butuh receh ke?’
‘S2 dadi Kepala Kelompok Bermain?’
Persoalannya bukan butuh receh atau bukan kawan
Atau S1, S2 atau S3

Gregetan juga kalau kita dah punya konsep yang sedemikian matangnya kemudian tidak diinterpretasi secara tepat oleh partner-partner yang dipersiapkan untuk membantu (jangan-jangan kau yang ga bisa transfer knowledge V)

Aaaaaaaaaaaah
Hidup memang penuh problematika
Dan itu biasa
Aku masih menikmatinya

Orang diluar berkomentar
‘Kurang garapan’
‘Po yo iso?’
Karena mereka melihat berjamurnya Pendidikan Anak Usia Dini di Pacitan

Nyuwun sewu
Nyuwun pangapunten
I’m sorry
Saya minta maaf
Pak, bu, mbak, mas, dik
Saya punya konsep
Saya berani kasih bukti
Bahwa apa yang kami bangun dengan susah payah ini
Sudah kami perhitungkan termasuk risikonya
Bagaimana kami melakukan penetrasi pasar
Bagaimana kami melakukan edukasi pasar
Kami siap bersaing dengan jasa sejenis
Karena kami punya diferensiasi

I'm Happy


Senang

Kenapa aku harus senang hari ini?
Setidaknya, aku sudah mulai melakukan apa yang Ipunk suggest to me.......dan ternyata ada beberapa kegagapan dalam aku melakukannya. Gondok juga sebenere, ada beberapa postingan yang harus tertunda. Tapi tak jadi mengapa.....besok dirapel (bahasane birokrat, hehehehe)

Yang lebih penting, sekarang akses ke dunia maya bisa lebih cepet n murah. Ada telecenter baru di Pacitan. lumayan, dari pada pake TENI yang tagihane kadang ampe bikin pusing, hehehehe.......(kenapa ga dari dulu yak?!)

Kamis, Juli 26, 2007

Stars

Jerawat

Dia (jerawat)
Sudah dari tahun 2005 nongkrong dengan tidak sopannya di jidatku
Gatal
Bernanah
Sakit
Ditanyain orang macem-macem

Sebelum 2005
Dia (jerawat) biasanya nongol satu biji
Pas menjelang datang bulan
Lain hari nehi la yaw

Tahun 2005
Every day it comes to my life
Uugghh..........

Gatal
Sampe rasanya pingin menggaruknya
Memencetnya dengan paksa

Bernanah
Kalo dia (jerawat) sudah mencapai titik kematangan
Bikin ga PD

Sakit
Kalo lagi pas sholat trus sujud
Beradulah jidat berjerawat dengan sajadah di lantai
Wadaw ..............


Ditanyain macem-macem ma orang
Lagi jatuh cinta ya..........(jatuh cinta nenek loe)
Mo dapet ya ............... (iya kaleee)
Hayooo ketauan ni mikir jorok (ciaaat...)
Waaa hasrat tak tersalurkan nih (iya ya dok???)

Love&Marriage

Love is an ideal thing
Marriage is a real thing
(Goethe)


Rabi kok ming dipikir
Rabi q yo dilakoni
(Mas Joko M)


2 ungkapan dari 2 orang yang berbeda. Bahasa, bangsa, agama, dan juga usia...............

Aku ga tahu siapa Goethe
Tapi aku tahu siapa yang satunya

Mas Joko
Akhir 2005 aku mengenalnya
Lewat sebuah Workshop Anggaran Berperspektif Gender bagi Stakeholder Pembangunan dan Aliansi Masyarakat Sipil dimana dia menjadi panitia penyelenggara

Mas Joko
Pertama kenal dia
Ga ada ramah-ramahnya (hehehehehe, kayak aku ramah aja, padahal jutek iya)
Memang begitulah pembawaannya

Tetapi ternyata
Sejalan dengan diskusi yang kita jalin bulan demi bulan
Ga hanya masalah-masalah makro yang kita bahas
Dia juga menerima diskusi untuk hal-hal yang barbau pribadi

Kenapa aku percaya dia?
Karena secara umur dia lebih tua dari aku (berbanding lurus ga sih ma kedewasaan?)
Paling 8 tahunan (aku ga pernah nanya taon berapa dia mbrojol, hehehehe)
Seusia dengan kakak perempuanku
Jiwa ngemongnya ada
Mulutnya juga ga ember

Mas Joko
Suami dari perempuan yang ku panggil Mbak Eni
Anaknya baru satu, Uma panggilannya

Mas Joko
Cueknya luar biasa
Kalo ngomong apa adanya
Pokoke harus siap malu kalo deket-deket dia
Termasuk ketika omongan soal rabi alias kawin diatas bisa muncul
Dan kalimat selanjutnya adalah..................bocah kok ra cetho


Mas Joko
Aku pernah didudukkan secara pribadi
Untuk khusus diskusi soal kawin
Heran juga aku
Sampai sebegitunya
Dia menganggapku adik
Dan peduli dengan statusku

Dia memang menginginkan aku terbuka
Soal imam yang ada dalam anganku
Seterbuka ketika aku bercerita soal kenapa aku sampai memutuskan sekolah lagi

Satu hal kesamaan kami
Paling males kalo di suruh mandi (hehehehe, bangga amat ya, jorok iya)

Suwun ya mas untuk semuanya
Moga kau ga bosan dengerin aku
Mengingatkan aku
Menjadi kakakku
Menjadi temanku

Walau pada akhirnya nanti
Handphone mu berkedip
Dan mengabarkan
Mas, sekarang aku dah ada yang nemenin
Melewati hari-hari (so sampeyan wis ga kanggo, hehehehehe)

Rabu, Juli 25, 2007

Aku&Birru Annisa

Birru : taat, berbakti, hati, benar, baik.
Annisa : perempuan

Kenapa harus birruannisa?
Karena aku terlahir sebagai perempuan.

Kenapa harus birruannisa?
Karena tulisan yang ada di dalam simbul Nasyiatul Aisyiyah menjadi inspirasiku. Albirru Manittaqa (QS. Al Baqarah:189).

Kenapa harus birruannisa?
Karena perempuan juga punya hati.

Kenapa harus birruannisa?
Karena perempuan juga bisa melakukan kebaikan.

Kenapa harus birruannisa?
Karena nama adalah doa.
Bukan karena aku tak bangga dengan nama yang diberikan orang tuaku. Afita. A = tidak, fita = penting atau a = sebuah, fita = penting? Ah, apalah arti sebuah nama kata Shakespeare.


Be positive V!

Senin, Juli 23, 2007

23 Juli 2007

Kado untuk Anak Indonesia


Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka
(QS. An Nisa:9)

Anak ada empat jenisnya:
anak dunia, yaitu anak yang tidak dibekali ilmu agama, anak dengan kasih tanpa sayang
anak akhirat, yaitu anak yang meninggal dunia, dengan catatan orang tuanya muslim
anak bukan dunia dan bukan akhirat, yaitu anak yang menjadi fitnah bagi orang tuanya
anak dunia dan anak akhirat, yaitu anak yang menjadi penyelamat orang tuanya (putuslah amalan orang yang meninggal dunia, kecuali 3: anak yang sholeh/sholehah yang mendoakan kedua orang tuanya, ilmu yang berguna, dan amal jariah (Al Hadist))
(Hikmah, Ustad Abdul Hamid Arief, 230707)

ANAK
Anak bukanlah milikmu
Mereka adalah putra-putri sang hidup
Yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir
Namun tidak dari engkau
Mereka ada padamu

Tetapi bukanlah hakmu
Sebab pada mereka ada alam pikiran sendiri
Patut engkau berikan rumah untuk raganya
Tetapi bukanlah untuk jiwanya

Engkau boleh berusaha menyamai mereka
Namun jangan membuat mereka menyamaimu
(Kahlil Gibran)

***
Kado ini ku persembahkan untuk anak Indonesia
Kado ini juga ku persembahkan bagi orang tua yang telah mendidik anaknya dengan kasih dan sayang (bukan bermaksud menggurui mereka yang telah menjadi orang tua)

Kado ini semoga juga membawa manfaat bagi diriku
Ketika mendapatkan amanah
Ketika nanti menjadi orang tua

Menjadi orang tua ternyata membutuhkan keberanian
Menjadi orang tua ternyata memerlukan ilmu
Agar anak berguna dunia dan akhirat

Minggu, Juli 22, 2007

DUNIA adalah PERHIASAN

Dunia adalah perhiasan
Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah
(Karena dirimu yang lebih indah-Cahaya Khairani- (Oase Iman, 20072007, Eramuslim.com))


Aaah........aku memang bukan Khadijah, atau Aisyah juga bukan Fatimah Az Zahra atau Maryam
Tetapi menjadi sebaik-baik perhiasan juga menjadi mimpiku

Quote gender dew?
As i said to you, i have a dream to take feminist studies
Tetapi tidak untuk menjadi berbeda dengan yang ditawarkan our HOLY KORAN
Tidak pula menjadi antipati dengan laki-laki

Ukuran sholehah
Akan menjadi jelas
Karena perempuan bersinergi dengan laki-laki
(Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan dari padanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya.....(QS. Al A’raf:189)

Selamat Hari Anak Nasional

Hari Anak Nasional 23 Juli 2007
(Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Sejak Dini)
(dalam Inspiratorial Kompas, 22 Juli 2007)



Kecerdasan secara umum merupakan kemampuan untuk mengatasi masalah (Howard Gardner).

Dijabarkan dalam Teori Kecerdasan Majemuk (multiple intellegence), yang mencakup:
logika, yaitu kemampuan mengolah angka dan logika berpikir dalam memecahkan suatu masalah dengan hipotesa
bahasa, kemampuan mengolah kata
kinestetik, kemampuan gerak fisik
interpersonal, kemampuan berinteraksi dengan orang lain
naturalis, kemampuan mengenal alam
intrapersonal, kemampuan untuk mengenal diri sendiri baik kelemahan dan kekuatannya
spasial, kemampuan untuk memiliki imajinasi dan gambaran visual
musik, peka terhadap suara dan irama


Dengan adanya stimuli yang diberikan sejak dini, khususnya usia 3-6 tahun, setiap anak akan mengembangkan potensi unggul sesuai dengan tipe kecerdasan masing-masing.

Kualitas dan ragam stimuli selama proses perkembangan anak itulah yang menentukan tingkat kesuksesannya.

Adanya pemahaman yang komprehensif mengenai proses perkembangan anak pada orang tua berperan penting dalam hal tersebut.


***
Menilik tulisan diatas, aku mulai berfikir
Berapa banyak stimuli yang diberikan bapak dan ibu kepadaku ketika aku masih kecil?
Bagaimana kualitas stimuli untuk merangsang potensi unggul yang aku miliki yang diberikan bapak ibu kepadaku ketika aku masih kecil?

Jangan..........jangan...................

Setidaknya aku sudah tahu kelemahan dan kekuatanku
Bagaimana aku meminimalisasi kelemahan yang kumiliki
Dan terus mengasah kekuatan yang ada padaku

Veeta yang tak mahir olah raga
Veeta yang miskin kata-kata
Veeta yang tak peka terhadap irama
Veeta yang ....................
Veeta yang ....................

But i promise in my heart
I’ll give u the best my children
I’ll never do over
What ur grand ma n ur grand pa do to ur mom
If u all......come to my life
Tommorow

Jumat, Juli 20, 2007

NIKAH (2)

NIKAH (2)

14 07 07
05:12:56

Dengan segala limpahan rahmat dan karunia Allah, kami mohon doa dan restu atas pernikahan kami: Mahendra&Dian, Tulungagung, 20 Juli 2007.


Selamat ya ndra, semoga Allah memberkati dirimu dan memberkati pernikahanmu serta mengumpulkan kalian dalam kebaikan. Amiiin.
Dan tentunya segera memperoleh keturunan yang baik (QS. Ali Imran:38).

Mmm..............kayaknya Mahendra&Dian merencanakannya dengan matang.

20072007
Tanggal cantik untuk mengenang moment sekali sepanjang hidup ini (semoga). Terlebih mereka menikah di hari Jumat, hari dimana nilai sedekah –jika kita mau melakukannya- lebih banyak dari hari-hari lainnya.

Aku teringat dengan:
· Dakwah yang ku dengar tadi pagi, kerjasama MediaIslam.net dan Grindulu FM tentang bagaimana membangun keluarga sakinah. Menurut sang Ustadzah, kalau menikah memang diniatkan untuk bisa masuk surga bersama, maka harus diusahakan secara bersama, tidak sendiri-sendiri, baik oleh si istri maupun si suami.
· Nasyid dari Gelora Abadi FM, dari Royyani ‘Ayo Menikah’:
Menikahlah kau segera bila waktunya telah tiba ............................

Rabu, Juli 18, 2007

BENARKAH

18 Juli 2007
sekitar 20.00 WIB
tempat kejadian perkara: Perguruan Tinggi Muhammadiyah Pacitan

'wah ga fokus wong iq'
selesaikan dulu bu satu urusan baru kerjakan yang lain (QS. Al Insyirah:7)
(Mr. Aji comment)

dan komentar Mr. Aji terjadi karena aku baru saja dapet amplop tertutup dari PD Aisyiyah Pacitan dari tangan Mr. Wahyu, belum selesai ku buka semua bagian amplop..............tit tit tit tit hp ku berbunyi......ada sms masuk
............................................langsunglah aku reflek beralih ke hp nokia ku yang ketinggalan jaman (hehehehehe)

Mr. Aji n Mr. Wahyu yang menanti isi si amplop tentu saja gregetan, huahahahahaha..............kasihan deh mereka.......maaf ya Mr. Mr. .........................

but, may be Mr. Aji right....................
gimana temanku yang lain, benarkah begitu diriku adanya?, kalo jawabane iya, tak jothak kabeh (wekekekekekekekeke)

Selasa, Juli 17, 2007

* N I K A H *


nIKAH

17 Juli 2007
Tulisan ini terinspirasi dari buku kecil mbak Afifah Afra “Nikah itu tidak mudah”, berita gugatan cerai Diva Dangdut Kristina terhadap suaminya Al Amin Nasution, pertanyaan policeman dengan statusku, Prakata dari editor Chic.


Afifah Afra, Nikah itu tidak mudah.
a. Cinta sejati tak usah di cari.
Rasa cinta, sayang dan senang itu muncul sebagai akibat ‘perjodohan’ yang ditentukan oleh Allah.
Karena cinta sejati itu adalah ‘hadiah’ Allah, maka tak perlu kita mencarinya. Biarlah ia datang sendiri sebagai sebuah proses yang alami.

Jadi yud, aku tak perlu berlari apalagi tanpa arah yang pasti untuk mencari imamku. Karena Allah akan menghadiahkan yang terbaik buatku.

b. Menikah dan second opinion
Second opinion adalah orang yang mengajak kita memandang dari sudut yang lain.
Aku mengiyakan apa yang di tulis mbak Afra. Ada contoh kasus: (yang jelas bukan aku, merit aja belum).

Temenku ini super berantakan na suaminya super rapi. Duit di dompet suami temenku berjajar berdasarkan besarannya, struk gaji dari pertama dapet sampe mereka merit tersimpan rapi di meja kerjanya, tempat tidur harus rapi cling dan tak ada kekusutan sama sekali. Kebiasaannya berbeda 180 derajat sama kebiasaan temenku.
Atau kakakku dan suaminya. Dia begitu lembut, masyaAllah suaminya kata orang Jawa ‘sorogodok’ semuanya serba meledak-ledak.

Kalo melihat dua contoh kasus diatas, aku jadi ngeri juga. Ngerinya lebih karena aku yang ‘sak karepe dewek’ kata orang Banyumas, meledak-ledak, ga mau ngalah.............wis semuanya serba negatif. Tentunya aku dapet yang positif donk (hehehehehehehe...........) biar kalo baterai, bisa hidup.....ya ga?! (menghibur diri ceritanya).


Gugatan cerai Kristina.
Gila juga si Kristina baru nikah Januari 2007, Juni dah gugat cerai. Niat merit yang bener apa cuma mo nunjukiin ke orang kalo dia bisa juga kayak yang lain, menikah dan menggelar pesta pernikahan, yang Rp nya panjang dengan huruf 0 (nol)?
Suudzon banget sih aku..................sebenarnya ga juga sih, ngapain suudzon ma Kristina, prihatin iya...............nikah kok kayak buat coba-coba. Kalo ternyata ga cocok, ditinggal trus dituker ma yang lebih bagus, halah..........
Komunikasi dong Kristina, Al Amin..............masak kagak ada omongan yang serius trus maen pergi gitu aja?!
Kepala oh kepala...........yang ga satu pingin disatukan yang bersatu pingin dipisahkan, bela-belain pake operasi segala.


Pertanyaan policeman tentang statusku.
Ini terjadi pada saat pelaksanaan UAN untuk SLTP/MTS. Ketika itu aku ditugaskan untuk menjadi Tim Pemantau Independen untuk MTS Pondok Tremas.
Aku lupa pertanyaan itu diajukan di hari kedua atau ketiga.
Si Mr. Police ini adalah aparat keamanan yang bertugas mengawal naskah agar tidak terjadi kebocoran dari Polsek Arjosari ke sekolah sampai disetorkan ke sub rayon Pacitan sekaligus keamanan selama kegiatan UAN berlangsung.
Pada saat terlibat obrolan ringkat sampailah pada pertanyaan, “putro sampun pinten mbak?”
Gubraaak!!!!
‘Saya belum nikah pak’ jawaban terjujur sepanjang hidup terlontar dari mulutku (hehehehehehehehehehehe)
Nah, salah satu staf MTS Pondok Tremas nylethuk, ‘bener mbak belum nikah?’
Aku mengangkat kedua bahuku dan tersenyum simpul sambil dalam hati aku ngomong, ya iyalah ngapain gw boong, kagak ada manfaatnya juga kaleeeeeeeeee.....
‘Buruan nikah lo mbak.........biar ada generasi penerus perjuangan’ si mas mas staf so wise menasehatiku, padahal kalo ku lihat umurnya paling masih di bawahku. Tapi ternyata dia lebih bijak (hik hik hik) dalam menyikapi suatu hal.
Tapi alasan yang dia kemukakan, bener 100%. Siapa yang akan meneruskan kemalasanku, kemanjaanku, ketidaktenanganku kalau tidak bergerak (wekekekekekekeke.......) kalo aku tidak segera menyempurnakan dien.

Di dalam AlQuran jelas disebutkan ‘dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu ..........(QS. 24:32).
Masalahnya aku kan ga sendiri............aku banyak temen, sodara, keluarga ampe musuh (eh, yang terakhir ga dink)....... jadi aku tidak termasuk orang-orang yang sendirian (ih kok aku kayak orang tak berilmu ya??!! Tanpa akal n tanpa naqli........takuuuuuuuuuuuuuuuut)
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengulas Al-Quran tanpa ilmu pengetahuan, maka bersiaplah menduduki neraka” (HR. Abu Dawud).

Pertanyaan Mr. Police ini lah yang akhirnya kau baca afraid about my marrital status, dew.............


Catatan Candra Widanarko (managing editor CHIC).

Nyatanya, keputusan untuk kawin-tidak kawin-ntar aja ah kawinnya, tidak ada hubungannya dengan usia.
Keputusan menikah itu sangat personal. Setiap orang punya pertimbangan sendiri. Dan ketika keputusan itu diambil, kita siap dengan konsekuensi sepanjang usia.
Jadi, buat saya penting sekali punya alasan ketika memutuskan untuk menikah.
Ada banyak pilihan menyenangkan di dunia ini, dan kawin salah satunya.

Aku sepakat mbak Candra dengan catatan singkatmu (kalo ga sepakat ga mungkin di kutip, hehehehehe). Keputusan menikah memang sangat personal bagi yang memutuskan untuk menikah bukan bagi keluarga yang memutuskan untuk menikah.

Kalau memang kawin menjadi salah satu pilihan yang menyenangkan, kenapa Kristina malah keluar dari pilihan yang menyenangkan itu y? Kayaknya berpisah alias divorce juga salah satu pilihan yang menyenangkan yang ada di dunia ini, hehehehehehehehe...............

Alasan yang tepat ketika menikah??? Aku akan beralasan sama dengan yang ditawarkan mas staf MTS Pondok Tremas, agar terus ada generasi pelanjut perjuangan demi tegaknya dienul Islam (sabda Nabi (Afifah Afra, Nikah itu tidak mudah) ‘Saling menikahlah kalian sehingga kalian akan melahirkan keturunan. Karena sesungguhnya dengan banyaknya kalian nanti, saya akan bangga di hadapan umat-umat lain pada hari kiamat’)




To be continue .............

Kamis, Juli 12, 2007

A U LIE MY FRIEND

B O H O N G



Asbabun nuzul:

12 juli 07
14:55
From: Indi

...... emang biasa to cowok hobi boong


***
Masak sih ndi?
Pengalaman pribadi?
Atau kau melihat realitas yang ada?

Tapi mungkin bener juga analisamu kawan.
Jadi inget syairnya Dewi by Joker


Dewi
Maafkan lah diriku
Yang slama ini selalu menipu dan menyakitimu
Skali lagi dewi
Maafkanlah diriku
Walau ku tahu kau bosan mendengar kata maaf dariku

Jangan tinggalkanlah diriku
Aku tak bisa hidup tanpamu


***
Aku paling anti dibohongi
karena aku paling anti membohongi

Konsep itu sama dengan
Ketika kita berbuat baik dengan hanya mengharap ridho Nya
Allah pun tidak akan segan-segan membalas perbuatan baik kita dengan kenikmatan yang berlimpah

Bukan
Bukan bermaksud menyamakan diriku dengan Tuhan
Dan orang lain sebagai hamba
Sama sekali bukan

Ada keseimbangan di sana
Siapa yang menanam
Akan menuai (QS. Bani Isra’il:15)


***
Jadi untuk mereka yang berjenis kelamin laki-laki
Jangan gampang dan enteng untuk berbohong (seperti lagu Dewi diatas yang menunjukkan keegoisan laki-laki)

Kau diciptakan bukan untuk menjadi makhluk pembohong
Sementara perempuan adalah obyek dari kebohonganmu

Kebohongan satu akan berlanjut ke kebohongan berikutnya
Tapi kalau kau memang sudah berniat bohong wahai para lelaki
Berbohonglah dengan konsisten (istiqomah-istilah Indi, hehehehe)

Jangan sekal-kali berbohong tipe amatir
Karena profesionalitas di kelas kebohongan juga di hargai
Dengan neraka di kemudian hari
Ketidakpercayaan dari kolega di kehidupan sehari-hari

Berbohong adalah pilihan
Pilihan untuk menjadi pendusta (QS. An Nahl:105)
Pilihan untuk menjadi orang yang merugi (QS. An Nahl:109)
Pilihan untuk menjadi orang yang tidak beruntung

DEATH

KEMATIAN
(Setiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan mati)
(QS. Ali Imran:185)


11 Juli 2007. 22.00 WIB
Kecelakaan maut di Purworejo, Jawa Tengah menewaskan komedian Taufik Savalas.

12 Juli 2007.
Berita kematian sang komedian baru ku dengar sekitar jam 09.00 pagi lewat tayangan infotainment yang sudah telat kulihat.
Untunglah setelah itu ada acara yang memang khusus menayangkan kematian Taufik.

Inna lillahi wa inna illaihi rojiun.
Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

Bangkai mobil Kijang yang ditumpangi Taufik, truk Fuso yang melindas Kijang, mobil ambulans yang membawa jenazah Taufik dari tempat kejadian ke rumah sakit, sampai ciuman sang Manager Taufik diperlihatkan satu bersatu dan beberapa dari kejadian itu diulang-ulang untuk mengimbangi si Narator.

Murni.
Ternyata rasa sebagai manusia itu masih ku miliki.
Ketika melihat dokumentasi Taufik dengan aktivitas sosialnya mengunjungi korban banjir di Jakarta, air mataku tumpah.
Tayangan dengan Taufik sebagai sentralnya itu bukan rekayasa. Baik kamera maupun si sentral.
Tanpa jaim, dan aku yakin juga bukan air mata buaya, Taufik menangis, disamping sebuah rumah bambu.

Artis. Entertainer.
Sebuah profesi yang paling diminati di negeri ini (apa malah pegawai negeri ya?).
Hanya dengan beberapa jam show, uang begitu cepat di dapat dan tentunya dalam jumlah besar.
Sebuah profesi yang juga punya konsekuensi.
Gaya hidup layaknya bintang.
Serba gemerlap. Baju, tas dan thethek bengek fashion yang harus bermerk. Mobil keluaran terbaru. Rumah megah. Semua bisa di beli (termasuk kebahagiaan kah?).
Tapi tidak dengan Taufik. Pribadi yang sederhana jika dibanding dengan entertainer lainnya.

Selamat jalan Taufik. Tuhan punya rencana hebat dibalik kematianmu.
Untuk anak dan istrimu, keluarga besarmu, teman-temanmu, dan tentunya aku.
Mengingatkan kita yang masih hidup untuk selalu mengingat mati.
Hanya amal kita yang akan menemani kita ketika tubuh sudah terbujur kaku dan bukan yang lainnya.

Sudahkah kau mempersiapkan itu veeta????????????

Selasa, Juli 10, 2007

Kemunculan Di Suatu Pagi


Di Suatu Pagi

cerpen Di Suatu Pagi itu in fact mbojol kedua setelah yang pertama...........episode hidup dewi (sori yang ngerasa punya nama dewi, gw pinjem ye, hehehehehe) but don't worry 4 dewi, isi cerita dijamin hanya rekayasa toh kalo ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.

setelah Di Suatu Pagi yang berhasil terbit adalah Luka Bunga (di terbitin di Warta, majalah bulanan Dep.Agama Kabupaten Pacitan), Juni kemarin.

Luka Bunga terinspirasi dari program yang diusung Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dengan kampanyenya "Stop Kekerasan dalam Rumah Tangga sampai ke Titik Nol!"

ada dua judul yang belum selesai.............Menjadi Orang Tua dan Tujuh Keturunan........nunggu wangsit.

semuanya serba sederhana...........karena aku yakin kesederhanaan juga punya V A L U E

DI SUATU PAGI

DI SUATU PAGI


Uaaah. Aku menguap panjang ketika lamat-lamat adzan shubuh masuk ke pendengaranku. Sambil tak lupa kupanjatkan rasa syukur ke Sang Pemberi Hidup, aku bersiap-siap mengambil air wudlu. Ya, aku harus bersyukur karena Allah begitu sayang padaku. Hidup dengan segala fasilitas serba cukup, malah beberapa temanku bilang bukan sekedar cukup tetapi berlimpah. Papa selalu memberiku hadiah-hadiah yang berlebihan jika aku mendapatkan nilai bagus di setiap semester yang ku tempuh di fakultas kedokteran sebuah universitas negeri tertua di negeri ini. Dan perlakuannya yang paling berlebihan adalah ketika aku dinyatakan menjadi dokter. Sebuah mobil model terbaru impianku menggantikan mobil yang setiap hari ku pakai sudah menantiku di depan rumah beberapa bulan yang lalu.

***
Sabtu pagi.
Kupersiapkan bahan-bahan yang harus ku bawa. Tak lupa kupilih baju yang akan menemani hariku, satu stel blaser biru laut lengkap dengan jilbab corak warna biru senada dengan baju, kukeluarkan dari lemari gantungku. Setelah sarapan, cepat ku sambar kunci mobil yang biasa tergeletak disamping pesawat telepon rumah. Tak lupa kuucapkan salam ke orang rumah, segera aku berlari menuju garasi. Ya aku sudah terlalu siang untuk menuju tempat praktekku.

***
Penelitianku di Dinas Kesehatan, tempatku mengabdi, mengenai virus H5N1 yang diduga sudah masuk di daerahku memang memaksaku untuk pulang lebih larut dan datang di laboratorium lebih awal dari biasanya. Tetapi Sabtu dan Minggu aku tidak mau diganggu. Aku hanya akan berada ditempat praktekku. Tempat yang dibangun Papa untuk menggunakan dan memanfaatkan ilmu yang aku miliki.

***
Ups, aku terjebak di lampu merah yang keempat. Padahal jam tangan seiko model terbaru yang melingkar di pergelangan tanganku, hadiah dari Mama seminggu yang lalu, tepat seperempat abad usiaku, sudah menunjukkan pukul 05.55 WIB. Artinya lima menit lagi Indah, asistenku di klinik akan memasang tanda buka di pintu kaca depan. Ya Allah, masih tiga kali lampu merah yang harus ku lewati sehingga aku bisa mencapai tempat praktekku, aku menggerutu tak menentu.

***
“Mbak, minta sedekah mbak”, memutus gerutu panjangku di dalam mobilku yang sejuk. Sambil mengambil receh lima ratusan yang selalu tersedia di kotak uang dalam mobil, ku buka kaca mobil sedikit untuk menjulurkan jari-jariku ke bocah perempuan dekil yang menempel tanpa malu di kaca mobilku yang pagi ini lebih mengkilap, karena aku tahu Parman, sopir Papa, mencucinya sehabis shubuh tadi.

***
“Makasih ya mbak, semoga lancar rezekinya”. Sambil menganggukkan kepala dan mengamininya dalam hati, kuikuti gerak si gadis pengemis tadi. Ternyata dia meminta sedekah pada bapak tua bersepeda yang membawa keranjang besar di belakangnya, berisi kerupuk. Ku amati rupiah yang dikeluarkan pak tua. Subhanallah, ternyata satu lebar ribuan. Ya, aku tidak salah lihat. Dua mataku masih diberi kesehatan untuk tidak menjadi plus atau minus dengan diktat-diktat kedokteran yang tebal. Dan adegan setelahnya, pak tua penjual kerupuk itu mengelus rambut si bocah dekil dengan rasa sayang seorang bapak pada anak perempuannya. Mengingatkanku pada rasa sayang dan cinta Papa padaku selama ini.

***
Perasaan malu langsung menyergapku. Entah malu pada siapa, aku sendiri bingung. Mungkin pada Allah. Mungkin pada bapak tua. Mungkin pada pengemis cilik. Mungkin pada pengendara lain yang sempat melihat uang recehanku. Bagaimana mungkin seorang laki-laki tua penjual kerupuk bisa dengan santai memberi pengemis cilik itu seribu rupiah, padahal aku tahu keranjang besar yang ada di sepedanya masih terisi penuh kerupuk, belum satupun terjual. Sementara aku, dr. Rita Hadiwijaya, pemilik klinik Annisa yang pasiennya dari kalangan berduit, hanya mengeluarkan receh lima ratusan.

***
Ku parkir mobilku di pinggir jalan sekenanya begitu traffic light berubah hijau. Ku tanggalkan jas putihku di jok mobil. Segera aku keluar dari mobil dan berlari menuju pengemis dekil tadi. Ku ikuti kemana dia pergi tanpa dia merasa ada orang yang menguntitnya. Ku usap tetesan keringat dengan tisu yang selalu tersedia ditasku. Aku sudah berada di sebuah perkampungan kumuh di belakang Stasiun Kota.

***
“Assaalamu’alaikum, Ningrum pulang, buk....Ini Ningrum bawa sarapan buat Ibuk”. Aku mencari pegangan. Rasanya lemas seluruh persendianku. Dari luar rumah bambu yang sudah compang camping, aku melihat seorang perempuan setengah baya terbaring di kasur lusuh tanpa sprei, menyambut salam putrinya sambil tersenyum melihat apa yang di bawa putrinya, dan melahapnya cepat seperti belum terisi makanan apapun dari semalam.

***
Sampai di klinik, ku balik tanda buka yang sudah terpampang di pintu, dan segera ku ajak Indah untuk menemaniku. Pertanyaan Indah tentang keterlambatanku dan sikap anehku pagi ini tak kuhiraukan. Aku akan menjelaskannya nanti di tempat Ningrum, bocah yang menyadarkanku tentang satu episode hidup yang lain yang berbeda, yang diperlihatkan Allah dihadapanku pagi ini.

***
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai).”

Nawangan di 10 Juli

10 07 07
18:38:47

Bu vita, maaf tadi capek naik gunung. Sampe di ngetep cuma dianggurin, hbsnya tadi g ada kabar sblmnya. Sampe sekarang ngerasa ga enak, maaf ya bu. @wina


Sms itu datang dari salah satu pengurus UPK (Unit Pengelola Keuangan) “Barokah”, tempat aku dan partnerku Mr. Rohman menjadi fasilitator. Kami (aku dan Mr. Rohman) berangkat dari LPPM Univ. Muhammadiyah Ponorogo untuk mendampingi UPK khususnya, pada program pengembangan desa model/binaan gerdu taskin tahun 2007 di Desa Ngromo Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Tapi bukan masalah dari mana aku berangkat mendampingi. Yang paling penting adalah sms dari salah satu pengurus UPK tadi.

Mbak Wina, usianya terpaut dua tahun dibawahku. Aku pernah tanya ke dia terakhir sekolah dimana, tapi aku lupa untuk mengingatnya. Selain beda usia, kita juga beda status. Dia sudah menikah. Anaknya satu, laki-laki, umurnya sekitar dua tahunan.

Pagi di tanggal Mbak Wina sms, memang aku dan partnerku datang ke desa yang kita dampingi. Untuk koordinasi kembali.
Kali ini aku dan partnerku datang lebih pagi, dan baru kali ini pula kita datang paling awal di balai desa. Biasanya kita ditunggu. Hehehehe, gantian ceritanya.

Nawangan,
memang satu dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan. Jaraknya cukup jauh dari ibukota Kabupaten, tempat aku dan Mr. Rohman tinggal, 50 km, dengan jalan berliku, naik turun dan sempit serta dingin (mirip udara kota Batu, Malang atau Tawangmangu, Karanganyar). Sekitar 1,5 jam perjalanan. Orang Nawangan lebih dekat untuk pergi ke Kabupaten Ponorogo dan Daerah Purwantoro, Kabupaten Wonogiri daripada ke Pacitan.

Balik ke isi sms dari mbak Wina. Rasa rikuh dan ga enak.
Itu karena aku, Mr. Rohman, pak kades baru, dan pengurus UPK lainnya bertandang ke rumahnya.
Aaaaaaaaaaaaah......jauh banget dari jalan raya, tempat balai desa dan sekretariat UPK berada. Jalannya yang naik dan ‘pradenan’ alias belum diaspal karena masih berupa tatanan batu-batu agak besar, berkelok-kelok sekitar 2 kilometer.
Makanya Mbak Wina bilang naik gunung.
Na temen pengurus UPK lainnya bilang dari komentar temennya, ini tu sidratul muntaha, hehehehehe...............iya juga ya, mungkin karena letaknya yang tinggi jadi kalo mo ke langit cepet.

Rumahnya sederhana. Masuk ke dalam ada bau tanah. Ya, belum ada lantai keramik seperti rumah-rumah orang kota. Masih tanah. Kursi tamu satu set. Sederhana juga. Televisi jaman dulu. Ada hiasan foto-foto didinding. Dindingnya dari kayu. Mirip kayak rumah jaman dulu. Ada lemari atau bifet kalo ibuku bilang, di dekat pintu masuk ke dapur, kayaknya.

Soal dianggurin.
Itu sebenarnya karena ga ada camilan yang melengkapi suguhan kopi panas kami. Oya, kopi itu dicampur jahe. Desa Ngromo memang penghasil jahe gajah. Banyak banget petaninya. Dan pendampingan dari LPPM Univ. Muhammadiyah Ponorogo salah satunya mau membuat ekstrak jahe gajah.
Kopi panas dengan campuran jahe itu enak banget. Kopi asli, yang masih ada pasir-pasir kopinya. Bukan instan. Enak dan nikmat tentunya. Maklum aku kedinginan di sana. Dan jangan salah, kalau disuguhin minuman panas ga cepet diminum, alamat jadi es. Saking dinginnya udara. Penduduk Ngromo kayake ga butuh kulkas deh.

Camilan, camilan, ternyata bikin orang merasa ga enak.
Mungkin kebiasaan orang-orang desa yang membuat si tamu bagai layaknya raja. Sama ya kayak sahabat apa malah Rasul? Aku lupa. Yang rela berlapar ria yang penting tamunya dijamu dengan baik.
Suguhan pendamping minuman mestinya ada. Apalagi tamu jauh. Na ini, kripik tela atau rengginangpun ga ada.

Sebenarnya aku ga da masalah. Kalo ga ada ga perlu diada-adain. Malah menyiksa diri. Aku tahu maksud mbak wina baik.

Orang desa memang ramah luar biasa. Apalagi kalau ada yang punya niat bantu desa mereka, dengan pikiran yang mereka punya plus tenaga kalo mampu, hehehehehe. Itu kadang yang membuat aku merasa risih. Terlalu di ‘uwongke’. Biasa aja lagi. Fasilitator juga manusia.

Pas perjalanan pulang kita nglewati tetangga kanan kiri Mbak Wina. Ada diantara rumah yang kita lewati rumah seorang nenek tua. Beliau lagi di depan rumah nya yang rumah bambu, menguyah sirih alias nginang. Padahal kan ga kenal dengan kita, mana beliau lebih tua..................tapi kita disapa dengan ramah trus disuruh mampir ke rumahnya. Bukannya ga mau tapi kalau kita bener-bener mampir yang ada malah merepotkannya selain kita juga kejar waktu, sudah terlalu siang.

Oya, hampir aku lupa. Sebelum ke rumah Mbak Wina, kita mampir ke ‘alas jahe’. Lumayan ngeri juga. Ngerinya lebih karena takut jangan-jangan ada uler, ada ini ada itu. Untungnya aja pak parno yang punya ‘alas jahe’ ga nunjukiin semua kebunnya yang sekian hektar, aku lupa, ke kita, yang ada bakalan gempor-gempor deh kaki.

14.00 WIB. Alhamdulillah nyampe juga kita di pusat kota Pacitan lagi dengan selamat dan tentunya cuaca yang bersahabat.

Senin, Juli 09, 2007

Tanpa Judul

tanpa ku duga panduan untuk ibu-ibu muda itu...................ga hanya berguna untuk mereka saja