Rabu, Desember 16, 2009

Penghujung 1430 H

Perlu banyak yang diperbaiki....
Semoga saja menjadi jauh lebih baik...
Amiiin

Minggu, November 29, 2009

April sd November....

7 bulan...(1)


Terlalu lama tangan ini tak bercerita....7 bulan, mungkin ada yang mengartikannya sebentar, tapi bagiku , 7 bulan adalah cerita yang panjang. Sejak usia kandungan 33 minggu, menempuh perjalanan Sangata-Pacitan...bedrest di Sidoarjo sampai back to Borneo coz panggilan tugas mnanti (cie bahasanya).

Disela-sela cerita diatas, masih banyak cerita yang ada didalamnya. Kondisi janin yang akhirnya berada dijalan lahir setelah melalui usaha yang maksimal, kelahiran si cantiq Alya yang meleset dari HPL sampai prosesnya yang luar biasa........(bersambung)

Kamis, April 09, 2009

Ketika Memilih Dokter Kandungan

“Good costumer satisfaction has an effect on the profitability of nearly every business. For example, when customers perceive good service, each will typically tell nine to ten people. It is estimated that nearly one half of American business is built upon this informal, "word-of-mouth" communication.”
(Jeffrey Gitomer dalam Majalah Swasembada No.20 tahun 2004)



Aku mau bilang ma Pak Jeffrey kalau di Indonesia bagian Sanggata, Kutai Timur, hal itu juga terjadi, contoh kasusnya adalah ketika memilih Dokter Kandungan (bagi ibu-ibu hamil tentunya). Sebagai warga baru yang tak tahu peta perdokteran (hahahahahaha, bahasanya jeleks betul) di Sanggata, telinga ku tajamkan untuk mengetahui dimana Dokter Kandungan yang mumpuni or bidan yang cihuy.
Semua sepakat mengatakan, bahwa dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang bagus itu bernama dr.Rahmat S, S.PoG. Semua cerita yang kutangkap sama sekali tidak ada nilai minusnya.Mmm…….siapa sebenarnya si Dokter ini, pikirku ketika itu, sampai semua orang yang berjenis kelamin perempuan, pun para suami mengaguminya. Let’s prove it!
Kunjungan pertama sebagai kegiatan wajib ibu hamil untuk rutin check up kulakukan di Bidan Win Suliah, yang menurut orang Sanggata adalah bidan top markotop. Alhamdulillah aku dinyatakan positif hamil. Namun, entah kenapa, aku tidak begitu sreg dengan desain ruang periksanya. Maka ku putuskan untuk mencoba ke RB. AsSyifa, tempat dr.Rahmat, S.PoG praktek disore hari, bulan berikutnya.
Suamiku mendaftarkan namaku dipetugas. Selepas Isya, aku mendapat giliran untuk diperiksa. Aku masuk kedalam ruangan, dimana pintunya bertuliskan dr.Rahmat, S.PoG. Si dokter stay cool dan aku berpikir, o this is dr.Rahmat tuch....tapi kenapa dijasnya bertuliskan dr.Agus, S.PoG?
Ternyata, dr.Rahmat dan dr.Agus adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang prakteknya bergantian di RB.AsSyifa, dan sebagai pasien baru aku baru mengetahuinya. Pantas saja, mana keramahan dan penjelasan detail seperti yang diceritakan kepadaku itu? Aku tidak mendapatinya sama sekali dengan dr.Agus. Tanpa senyum, penjelasan singkat dan perutku semakin mulas.
Bulan selanjutnya, baru aku bertemu dengan dr.Rahmat. Itupun setelah pada hari pertama suamiku mencoba mendaftar gagal. Apa sebab? Sudah penuh, kata petugasnya. Pasien dibatasi, hanya 20 orang plus penjelasan tata cara melakukan pendaftaran yang berhasil. O la la....ada pengalaman baru yang qta berdua dapat dan batinku mengatakan harus terus qta lakukan sampai bulan kesembilan kehamilanku.
Senyuman yang pertama qta dapat begitu masuk ruang prakteknya dan selama qta berinteraksi dengannya. Semua ditanyakan secara detail, penjelasan seperti apa yang qta inginkan dilayani dengan baik dan rasa mual muntah yang melandaku sedikit terkurangi. Moodku menjadi bagus. Mmm...apa yang dikatakan orang ternyata benar.
Hey V, kau baru punya pembanding satu, belum valid dan reliable rasanya.
Ok, sekarang qta tambah dengan pengalamanku bersama dokter spesialis kebidanan dan kandungan lainnya, yang aku temui di RSUD Sanggata, dr. Oktavianus, S.PoG dan dr. Agung Widyatmoko, S.PoG.
Ketika kandungan memasuki usia 28 minggu dan belum waktunya kontrol ke dr.Rahmat, mendadak aq mengalami muntah-muntah. Sementara hari menunjukkan bukan hari dimana dr.Rahmat praktek. Akhirnya aku dan suamiku menuju ke RSUD Sanggata, ada dr.Oktavianus disana. Never mind menurutku, toh sama-sama spesialis kebidanan dan kandungan, more knows lah soal kandungan dan adanya kelainan. Sambil tak lupa aku tanya ke petugas hari apa biasanya dr.Rahmat nongol diRSUD. Ternyata jadwalnya hari senin dan selasa (notabene dr.Rahmat adalah Pegawai Negeri Sipil di RSUD Sanggata).
Wow, dokter dengan gaya cuek. Masih muda, terlihat smart, tanpa senyum tapi juga ga menakutkan, dan astaga ketika memegang perutku sebelum dilakukan USG, kasar betul. Suamiku juga mengamininya. Padahal biasanya qta berinteraksi dengan mengelusnya secara pelan-pelan. Ternyata, si dokter mencari dimana posisi kepala bayi.........dan dia menemukannya, sungsang. Tapi cara kerjanya yang kasar membuatku ngeri juga, bagaimana kalau pas menolong persalinan ya?
Bagaimana dengan dr.Agung? Aku bertemu dengannya, setelah dua hari berturut-turut tidak berhasil menjadi pasien dr.Rahmat di RSUD karena ingin kontrol rutin plus minta surat keterangan hamil untuk persiapan naik pesawat. Hari Senin datang jam 08.30 wita petugas pendaftaran mengatakan poli obgyn sudah penuh. Dalam hati aku berjanji untuk datang lebih pagi di hari selasa. Jam menunjukkan pukul 08.00 wita ketika aku sampai di RSUD pada hari selasa, ketika para pegawai RSUD masih melakukan apel pagi. Selepas apel aku mencoba mendaftarkan diri. Petugas mengatakan bahwa poli obgyn sudah penuh. O la la kenapa susah sekali untuk bertemu dr.Rahmat di RSUD? Lalu aku coba tanyakan kepada petugas, apa yang harus aku lakukan untuk bisa mendapatkan dr.Rahmat di RSUD? Petugas mengatakan sebaiknya aku datang sebelum para pegawai RSUD melakukan apel pagi, karena biasanya ibu-ibu yang mau check up datang pagi-pagi, sekitar jam 07.30 wita.
Masuk akal memang kalau pasien dr.Rahmat juga banyak diRSUD, karena biayanya relatif murah, hanya Rp.15.000 saja (belum termasuk vitamin) apalagi kalau menggunakan askes or jamsostek, mungkin menjadi Rp.0. Sementara ketika praktek sore diAsSyifa yang minimal harus merogoh kantong Rp.150.000 (dokter plus vitamin) saja orang pada berebutan.
Kenapa aku menjadi tertarik ke RSUD, salah satunya juga karena berbiaya rendah, tetapi qta sudah bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Soal dr.Agung. Tanpa senyum, penjelasan singkat kalau qta tidak menjadi pasien yang aktif bertanya, menghadapi pasien dengan mengunyah permen karet dan menurutku sok spesialis (hehehehehe, itu haknya dia kan ya?)
Hanya kurang satu dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang belum kutemui. Dokter cewek, aku lupa namanya. Dia biasa praktek di RS. Medika Farma, salah satu RS Swasta di Sanggata. Padahal diawal kehamilan, aku senang ada dokter spesialis kebidanan dan kandungan cewek. Tapi apa mau dikata, karena ketika itu dia masih pengantin baru, jadi masa cutinya panjang. Tetapi alhamdulillah, aku sudah bisa bertemu dengan 4 dokter yang ada dengan karakteristiknya masing-masing.
Jadi kenapa orang sampai sebegitu merekomendasikan dr.Rahmat kepadaku? Kata Sutisna dalam Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, 2003:185). Pertama, seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses word-of-mouth. Kedua, seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada orang lain. Ketiga, seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Keempat, word-of-mouth merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek (Sutisna, 2003:185). Pertama, seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses word-of-mouth. Kedua, seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada orang lain. Ketiga, seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Keempat, word-of-mouth merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.
Mari membangun brand image yang positif!

Jumat, April 03, 2009

SOal Jaga Kondisi

Kejadian Seminggu Yang Lalu (27 Maret 2009....Tragedi Situ Gintung kah?)

Ini Tragedi di Gg.Family 25 :-)
Jumat Malam tiba-tiba rasa ikan bakar yang disuapkan suamiku ke mulutku membuatku merasa mual
Ikan bakar itu tak jadi ku telan
Setelah itu aku memaksa untuk tetap makan..........janin diperutku need it
Tumis buncis+jagung+wortel ditambah tempe goreng+ceker coba ku masukkan
Aaaaaaaaaagh bumbu bawang putih itu begitu tajam ketika kukunyah
Kumuntahkan secepatnya agar tidak mempengaruhi mood makanku
Tapi ku coba untuk bertahan..........akhirnya isi perut ga mau kompromi
Berhambuuuuuuurrrrrrrrrrr.....

Oh God....
What's wrong with me?


Selesai ku muntahkan semua isi perutku
Aku turuti saran suamiku untuk minum susu
Pertama biar aku ga lemes
Kedua, jelas, anakku juga membutuhkannya

Tetapi apa yang terjadi?
Susu yang ku minum sampai habis itu pun tidak diterima dengan baik oleh sistem pencernaanku
Muntah lagi......


God...
Kenapa ini?
Bagaimana dengan janin yang ada diperutku?

Jawaban itu ku peroleh esok paginya
Setelah aku+suamiku 911 di RSUD Sangatta Ruang Kebidanan dengan dr.Okta, SPOg
Makan makanan pedas saat sarapan dan bumbu yang berbau tajam penyebabnya


Maafkan ibumu anakku...
Ibu tidak akan membuatmu menderita lagi diperut ibu
Karena Ibu juga menderita setelah merasakan nikmatnya makanan pedas itu...








Sabtu, Maret 07, 2009

Haruskah Nujuh Bulan?

Baca selengkapnya di Majalah Alia 2006 Edisi Khusus Generasi Islami :-)

Uuuuuugggghhh…Capek Deh!!!

KPC Memang Luar Biasa! (Tribun Kaltim, 05 Maret 2009)


Siapa tidak ngiler kepada perusahaan tambang batu bara –konon produksinya terbesar di dunia- PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bumi Resources (BR) kepunyaan Kelompok Bakrie. Mengapa? Karena tahun 2009 ini, KPC sudah membuat langkah tegap maju pesat luar biasa, dengan cara meningkatkan kapasitas produksi dari 48 juta ton/tahun menjadi 70 juta ton/tahun.

Berapa sih nilai uang yang akan dihasilkan apabila benar angka produksi tercapai? Hitung saja 70.000.000 ton x 100 dolar AS = 7.000.000.000 dolar AS. Seandainya kurs rata-rata Rp. 12.000/dolar, maka setahun hasil penambangan batu bara dari perut bumi Kutai Timur (Kutim) itu mencapai Rp. 94.000.000.000.000. Mudahnya sebut saja Rp. 94 triliun.

Wualah angka yang sangat luar biasa! Sebenarnya Gubernur Awang Faroek Ishak tak usah harus capai-capai ’nyales’ didepan para investor luar negeri, untuk mengembangkan seluruh rencana pembangunan misalnya rel KA Rp. 12 triliun, Kilang Minyak Pertamina Balikpapan Rp. 20 triliun, jembatan penyeberangan Balikpapan-PPU Rp. 4,3 triliun, pengembangan pelabuhan intersuler Maloy Rp. 10 triliun, pembangunan jalur free way Balikpapan-Samarinda-Sengatta-Bontang Rp. 12 triliun.

Sebenarnya secara matematis, cukup dari hasil tambang PT. KPC selama setahun saja, maka urusan pembangunan ’mega proyek’ itu bisa terselesaikan. Kaltim tidak usah mengemis ke pemerintah pusat, apalagi blingsatan menengadahkan tangan kepada investor asing. Pemerintah sudah diberi amanat dan wewenang seluas-luasnya oleh UUD 45, GBHN, UU dan seluruh perangkat peraturan dibawahnya untuk mengelola sumber daya alam negeri ini –termasuk wilayah Kaltim- demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Apakah itu sudah tercapai? Rakyat miskin bakal terpingkal-pingkal bila ada satu saja pemimpin negeri yang berani mengatakan bahwa pemerintah sudah melaksanakan amanat itu secara baik dan benar. Kenyataannya –data kurang akurat- sekarang masih ada sekitar 40 juta penduduk Indonesia miskin. Kemarin kita membaca dan mendengar Gubernur Kaltim Awang meneken sebuah Memorandum of Agreement (MoA) dengan penguasa Emirat Ras al Khaimah, satu diantara ’10 negeri’ Uni Emirat Arab yang akan mendanai pembangunan rel kereta api di Kaltim sebesar 1 miliar dolar sekitar Rp. 12 triliun.

Dari satu segi barangkali ini bisa disebut kesuksesan. Seorang Gubernur berhasil memasarkan daerahnya, mampu mengundang investor masuk menanamkan modal. Kelak barangkali masih banyak lagi proyek-proyek laku ‘dibeli’ oleh para pemilik modal untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam Kaltim yang konon bakal menjadi lumbung energi Indonesia itu.

Sebaliknya, bisa pula disebut sebuah kegagalan, karena pemerintah Indonesia, Kaltim dan daerah ini tak mampu memanfaatkan sumber daya alam ini secara mandiri. Sebagai bukti kekayaan batu bara di Kutim saja setahun nilai produksinya Rp. 94 triliun tak menetes secara baik dibumi ini. Padahal kandungan batu bara disana, diperkirakan masih bisa dikeduk sampai 20 tahun ke depan. Maknanya, 20 tahun ke depan Kaltim bakal menghasilkan dana sebesar Rp. 1.880 triliun.

Gila bukan! Persoalannya sekali lagi, kekayaan itu sudah tergadaikan kepada para juragan uang termasuk Bakrie Group sampai puluhan tahun ke depan. Kelak kita bakal kecewa untuk kesekian kalinya, manakala sumber daya alam Bumi Etam ini jatuh dan diserahkan ‘secara sadar’ kepada para juragan uang. Berani dan mampukah, penguasa kita membalik keadaan. Membangun secara mandiri!

Senin, Februari 16, 2009

ASTAGA!

Diduga Masalah Ekonomi, Pengantin Baru Terjun ke Sungai

Madiun - Seorang pengantin baru ditemukan tewas mengapung di Sungai Madiun. Diduga korban stres memikirkan ekonomi keluarganya hingga mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri terjun dari atas jembatan setinggi 15 meter
(Sugeng Harianto - detikSurabaya)



Mo Komentar apa ya??? Kata orang jawa "Ra maido mas....mbak..........ro kahanan koyo ngene. Wong opo-opo yo pancet larang. Arep ra rabi kok yo butuh, bareng rabi...............mak bedunduk...........cebulno uakeeeeeeeeeeeeeeeh butuhe"

Mungkin dia (sang pengantin baru yang tewas) sedang mencari Tuhannya (mengutip novel spiritualitasnya si Taufiqurahman Al Azizy)

Rabu, Januari 21, 2009

Dan Perutpun Membuncit

Kenapa Surga di Telapak Kaki Ibu?





Karena ...............

Baju mulai ga muat........Tapi kenapa emosi masih ga stabil ya? (dasar kamunya aja veet)......Keluhan tiba (ih kok pake kata-kata di majalah sih?!).........9 bulan 10 hari ya? (iya kaleeeeeeeeee..........HPL ku 7 juni 2009....ih aq pinginnya 03 06 09 Gusti :-) )

Senin, Januari 05, 2009

Yang Terlupakan

Nulis Indahnya 1 Muharram 1430 H di Kutai Timur bersama suamiku
(ngapain ya bi qta ketika itu?...membuat resolusi kah? untuk bangunan yang akan qta bingkai agar kokoh)


.....1 Januari 2009? ketiduran euy -:) n ga penting juga