(yaitu) orang-orang yang mendirikan salat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka (QS. 8:3)
Sehabis ashar aku masih punya tanggung jawab. Mendistribusikan sebagian kartu ucapan Idul Fitri dari Nasyiah ke para donatur, setelah paginya aku sudah mengirim kartu yang sama ke temen-temen PD NA se Jatim juga PW NA Jatim dan PP NA Yogyakarta lewat jalur pos. maklum PD NA PAcitan belum punya staf umum, jadi akhirnya acara pendistribusian dibagi dengan temen-temen di tingkat Pimpinan sendiri. Boro-boro ngangkat staf, untuk berkegiatan aja kadang kita harus puter otak biar masalah pendanaan yang sudah terlalu klasik tidak menjadi batu sandungan.
Bismillah kita niat untuk amar ma’ruf nahi munkar………………….
Ternyata bensin di sepeda motor yang ku pakai sudah menunjuk di jarum E. Berarti sebelum aku keliling, aku harus menuju SPBU dulu.
Wow, ternyata antrian di SPBU Ploso itu lumayan panjang. Motor dan mobil ada berjejer. Maklum di SPBU Ploso n kayaknya juga SPBU lain yang ada di Pacitan belum dibedakan tempat pengisian untuk motor dan untuk mobil. Mungkin karena masih bisa di handle, berbeda dengan SPBU di kota-kota besar.
Perbedaan lainnya dengan SPBU di kota-kota besar, budaya antrinya masih rendah. Benar kah?
Di kamis sore itu, 11 Oktober 2007. Aku sudah berusaha antri dibelakang motor yang sudah ngantri duluan. Sementara dua motor didepanku selesai, semestinya motor yang persis dibelakangnya punya hak untuk diisi tangkinya. Tapi ada motor yang baru saja datang langsung nylonong masuk ditempat kosong itu sementara si motor yang punya hak belum sempat untuk menggeser motornya.
Platnya AB, Jogja. Heran juga aku. Jogja, kota pelajar, kota besar…….masih saja ada kelakuan warganya yang ga mencerminkan budaya tinggi yang menjadi trade mark Jogja.
Sayang………………
Dan mungkin saking tidak siapnya pegawai SPBU dengan lonjakan pengisi bahan bakar, konsentrasi mereka jadi kurang. Apesnya aku yang kena (semoga saja pengisi bahan bakar yang lainnya tidak mengalaminya). Ku kasih uang 10rb an yang sudah kusiapkan di kantong jaketku dengan tujuan biar cepet n ga ribet.
Si pegawai SPBU menerimanya dengan bahasa mata saja, karena terlalu ga efektif kalo pake acara ngomong sementara antrian bejibun, kalo aku menginginkan tangkiku mau kuisi dengan semua uang yang kuserahkan padanya tadi.
Aku percaya saja dia sudah menekan tombol yang benar sesuai dengan nominal yang kuserahkan padanya. Setelah selesai cepat aq hidupkan mesin motor.
Dijalan seperti biasa, setelah mengisi tangki dengan bensin, aku selalu mengamati penunjuk.
Ya Allah, kenapa jarumnya hanya sampai ditengah? Aku sudah terlalu hafal dengan posisi penunjuk itu. Kalau 10 rb pasti ¾, kalau 5rb pasti ½, kalau 15 rb pasti fuel. Tapi ini?
Posisinya ada di besaran 5 rb. Padahal jelas uang yang ku kasih 10 rb.
Ah, dari pada aku ngrundel dalam hati sisa kejadian penyerobotan antrian di SPBU tadi, aku langsung berprasangka baik saja. Mungkin uang 5 rb yang selebihnya memang bukan hakku. Ada hak orang lain yang ternyata lupa belum aku keluarkan………….
Astagfirullah, ampuni aku ya Allah, kalau memang benar seperti itu………..
Kamis, Oktober 18, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar