Jumat, Desember 09, 2022

Jawaban Saia Mau


 Buku yang ditulis dr. Aisah Dahlan ini saia beli belum lama.  Iklannya lewat di akun facebook saia.  Katanya promo, 99rb.. Alhamdulillah dapat bonus satu juz amma menarik karena berwarna.  Berbeda dengan juz amma mas kakak untuk menghafal.  Alhamdulillah ga perlu membelikan adek.

Saia menulis untuk diri sendiri di halaman depan buku yang bertuliskan dipersembahkan untuk.  Dari siapanya ya saia tulis dari diri sendiri.  Self reward untuk kepenasaran terhadap isinya dan gaya mempersuasi secara verbal lewat lisan dr. Aisah.  Saia kepingin merasakan persuasi dr. Aisah secara verbal lewat tulisan.

Baru beberapa halaman membaca, saia harus sok sibuk dengan dateline.  Jadilah buku itu pulang pergi kampus-rumah.  Akhirnya saia menyerahkannya pada ibu saia untuk di baca. Beberapa hari kemudian blio bilang, 'saia sudah selesai membacanya, buku itu pas untukmu yang galak sama anak-anakmu.'  Saia hanya nyengir.

Baca istigfar banyak-banyak.  Mengingat otak kacau karena melahirkan dan mengurus Aslam ga bisa berangkat sekolah sampai bagaimana harus berhadapan dengan anak laki-laki yang pesan itu bisa masuk  ke otaknya setelah makan, sementara si mas makannya malam doang, si emak dah ngantuk mau ngobrol A B atau C.

selamat nyengir kembali Bu Af😎

Senin, Oktober 17, 2022

 KKB (Kunjungan Ke Bali)




Sebagai hamba, Tuhan tahu, Saia bisa menjalani fase ini.  Saia optimis ini adalah fase jeda. Tak terlalu antusias mengosongkan gelas untuk siap diisi kembali di Kuta Bali, 06 sd 09 Oktober 2022 (banyak alasannya😊).  Alhamdulillah ternyata Tuhan takdirkan Saia bertemu banyak teman baru yang menguasai bidangnya. 
Dimulai dari rasa penasaran dengan Pak Herman kemudian mengikuti kegiatan sharing dan diskusi di akhri September 2022.  Lanjut dengan Pak Edi, Bu Susan, dan Pak Budi di Bali.  Sedikit terbuka wawasan, gelas kosongpun mulai terisi.  Sambil sesekali membuka aturan dan konsepnya.

Hei, perjalanan dimulai dengan kesabaran menunggu pesawat yang terlambat.. Lapar yang menyapa sudah sempat dibantu bakso Pak Jo yang harganya lumayan di kantong. Ada snack dan mie goreng sebagai kompensasi lengkap dengan air minum dalam kemasan.  Karena duduk di dekat pintu darurat, keduanya tak sempat dinikmati didalam pesawat.  

Belajar, menikmati makanan yang disajikan; satu kamar dengan kak Syati yang punya banyak pengalaman kerja; jalan kaki ke tetangga sebelah, toko oleh-oleh Krisna; kunjungan ke Pantai Melasti, Uluwatu, dan makan seafood di Pantai Jimbaran menjadikan kunjungan ke Bali terasa lengkap walau tak ikut menikmati jalan ke Pantai Kuta setelah sarapan pagi dan ke Legian.  

Perjalanan ke Bandara Ngurah Rai tak memakan waktu lama, tapi masyaallah suasana dalam bandara ramai.  Karena beda pesawat kami berpisah.  Satu teman menemani, Mas Farihin.  Ternyata rombongan buibu plus satu lajang sudah selesai check in dan mulai naik pemeriksaan.  Disini drama mulai terjadi.  Karena tiket kepadatan penumpang tinggi, maka waktu yang diperlukan di 2x pemeriksaan tiket plus identitas menjadi lama.  Seperti ini nanti antrian kita menuju surga kata teman yang menemani.  Tiba-tiba announcement dari bandara memberitahukan jika pesawat yang akan ditumpangi teman akan segera berangkat.  Masyaallah minta petugas mendahulukan lengkap dengan bukti boarding pass plus masih harus buka laptop ikat pinggang.  Di group whatsapp si lajang mengabarkan aman, teman telah naik bis.  
Tak berselang lama, teman yang menemani menelpon, Saia pikir akan bilang Alhamdulillah sudah masuk pesawat sebentar lagi berangkat.  Ternyata, karena terburu-buru, tas oleh-olehnya tertinggal.  Masyaallah.. Di mushola bandara lemas rasanya badan ini.  Perjalanan ke gate paling ujung tempat pesawat Saia dan satu teman lagi cukup jauh dari tempat pemeriksaan.  Bismillah, teman berlari menyusuri kembali dimana tas oleh-oleh itu berada.  Petugas cukup kooperatif, pesawat yang Saia dan teman tumpangi delay beberapa saat, dan tas oleh-oleh berhasil kita bawa.  Alhamdulillah.

-Entahlah Tuhan selalu membuat Saia surprised dengan kunjungan yang judulnya ada kata dinasnya😙


Kamis, Oktober 06, 2022

Mas dan Bola



Hari Ahad, tanggal 01 Oktober 2022 bakda Ashar, Saia bersama anak kedua dan ketiga menghadiri undangan tetangga di sebuah resto cepat saji model drive thru.  Sepanjang perjalanan kami bercerita.  Mas Arfan, anak kedua, bercita-cita menjadi pemain bola.  Sudah sering kami, orang tuanya, mengingatkan, untuk hanya dijadikan hobi, tidak lebih.  Banyak alasan kami dan pembaca tidak boleh protes😃  Keinginannya untuk nanti ketika besar dan menemukan pendamping hidup akan memberi nama pada anaknya Muhammad (siapa nama pemain bola selain Ronaldo, lupa) Al Fatih katanya.

Sudah mulai awal tahun 2022 menjadi murid sekolah bola Loa Bakung (sebelumnya les di kumon, les sempoa, les piano, ikut tapak suci, les privat, ngaji di langgar, ngaji di TK, ngaji di Bina Dakwah, ngaji di bapak), beberapa kali ikut turnamen.  Masuk di pembibitan U10 11 12 entahlah apa namanya itu. Circle pertemanannya menjadi meluas di seputar perbolaan.  Lebih dari sekali salah satu temannya mengajak nonton pertandingan bola ketika Borneo FC main di GOR Segiri, dan alhamdulillah gratis (dibayari ortu temannya), ga perlu mengeluarkan uang.  Berada di salah satu tribun yang nyaman. Sangunya cukup hape (untuk alat komunikasi) dan sarung (untuk salat).

Dan malam hari, di tanggal yang sama, ada peristiwa Kanjuruhan terjadi.  Ketika Saia menulis ini, metropagi primetime sedang dengan berita soal tragedi Kanjuruhan, 6 menjadi tersangka, 3 berasal dari Kepolisian.  Bahkan ada anak bernama Alfiansyah, mungkin sekitar 8 tahunan, yang menjadi yatim piatu karenanya, dia melihat sendiri orangtuanya terjatuh di tribun setelah terkena gas air mata.  Sebagai umiknya, yang mendengar suara Menkopolkam di CNNTV dari dapur di tanggal 02 Oktober 2022 pagi, ketidaksetujuan soal mas berniat menjadi pemain bola profesional semakin menjadi-jadi.  Tertibkan ngajinya baru umik tertib bayar sekolah bolanya.  Mungkin terdengar otoriter, ga memahami passion anak.  Tapi asumsi pada bola dan segala pernak-perniknya boleh dong tetap mengendap di kepala Saia.  Hak Saia untuk belum merubah persepsi tentang bola.  Maafkan umik ya mas.

Sekarang, mas menjadi salah satu anggota tim futsal di sekolahnya.  Itupun awalnya pemain cadangan, setelah salah satu pemain effortnya turun menurut penanggung jawab futsal sekolah baru mas kembali di tim yang masuk lapangan. Tetap hati-hati ya mas.  Om Tahir habis sakit setelah main futsal bareng kak Denis,om Randi dkk (itu takdir om Tahir mik).  Jangan lupa, semua karena Allah, tetap ajeg untuk terus menjadi bagian dari Baitul Tahfiz SDM 5 dan SMPM 6 Samarinda.  Umik akan selalu menengadahkan tangan,berdoa, agar ketiga anak umik selain panjang umur, sehat, juga terus menjadi penyejuk hati, menjadi anak solih solihah.


Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Propinsi Bali, Atanaya Hotel, 07 Oktober 2022

Rabu, Agustus 31, 2022