Sabtu, Juli 28, 2007

G E M U K

Obesity may be “contagious”
Your friends and family could be making you fat
(Featured, Yahoo.com)

Mungkin fitur di Yahoo itulah yang paling dapat menjelaskan pertambahan berat badanku dari awal 2007 kemarin.

Friends
Kebiasaan saling traktir yang membuat kita sering pindah makan dari warung satu ke warung yang lain (sekarang dah enggak, hehehehehe, pada ga punya duit n zibuks)
Ato kekawatiran temen-temen tentang kekurusanku (ihik....dan itu yang akhirnya membuatku sering ngemil juga, apa lagi kalo dah ngerasa suntuk, makan, ngemil menjadi menu wajib)
Padahal kalo aku makan luar porsi juga ga banyak (ntar di rumah makan lagi, hehehehehe, kalo enggak ibu bakal ngomel, dah disediain ga dimakan..............doyan pa laper yak?!)
Kalo aku makan cuma dikit pasti dikomentarin yang sok jaga berat badan lah yang ini yang itu, finally daripada di kira jaim ku sikat aja yang tersisa (we ke ke ke)

Family
Makanan, baik yang berat maupun yang ringan sering dengan manisnya sudah nangkring di meja
Ada juga camilan yang kadang sengaja ku taruh di lemari es (dan biasane di acc sama ibuku), kalo-kalo aku laper (daripada celingak celinguk trus pingsan, hehehehe)

Apa yang terjadi?
Timbangan yang bergeser ke angka 4 lebih sedikit
Terjadi penambahan kegembilan di pipi
Celana dan rok jeans yang ga muat
Celana kain yang jadi agak-agak ngatung
Beberapa kemeja yang terasa kekecilan

Apa komentar yang mengenalku?
Eh, gemukan lo sekarang (emang kalo gemuk napa???)
Wah pipinya ada isinya (lah, emang kemarin ga ada isinya apa?!)
Wik ada yang berubah nih kayake, disana sini (embeeer...)
Makmur tenan q (ga ada hubungan antara kenaikan berat badan ama kemakmuran, ma penyakit iya, eh naudzubillah)
Eh, fit seger lo malahan (makasiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih, duh senangnya, hehehehehe)

Stars Again



28 07 07
Sore hari di Lapangan Badminton, Arjowinangun

Aku baru saja datang (dan sudah telat) dengan sepeda motorku. Ku sapa ibu penjual minuman yang memang satu-satunya di depan lapangan. Kami memang sudah akrab. Dia balas menyapaku dan bertanya, ada apa dengan keningku? Kok item-item?
Ku jawab aja sekenaku, ini bekas jerawat (karena memang kemarin, aku habis mengamplasnya dengan masker dan sedikit menyisakan bekas) plus tambahan jawaban, aku pingin merit. Apa jawab si ibu itu?
‘tak pek mantu pisan ngko nok, tak olehke ragilku’
Wik...kujawab aja dengan tawa lebar sambil ngeloyor pergi, nyusul temen-temen yang sudah duluan, karena aku sudah bisa menduga pertanyaan lanjutannya apa).

Nyampe dalem, aku pemanasan dulu, sambil ber say hello ma yang pada maen (padahal aq ga bisa badminton, ya niatannya sih daripada ga olah raga, mending tampekan ma yang rela hati ngajari aku. Maklum di PB. Mentari, cowok semua, kecuali aku, si bendahara, yang paling ga bisa maen badminton beneran, yang raketnya paling murah sendiri pula, hahahahaha)

Males banget kalo harus masuk klub fitness/senam aerobic yang notabene mereka yang ada di dalamnya makhluk-makhluk yang suka ngrumpi ma pamer baju senamnya, pamer di mana nyalonnya, pamer handphone terbaru yang dipake..........ribet...bet...bet n bikin malezzz

Seorang teman, Mr. Nurku, nylethuk ke aku, ‘eh bu, ngopo bathukmu kok koyo ngono (asem...batinku dalam hati)

Sore ini dah ada dua orang yang menanyakan keberadaannya (jerawat), besok berapa banyak lagi?



keterangan foto: dua nieces ku yang mentertawakan jerawat tantene:-)

Headmaster


Hari Kamis 26 07 07
Ada agenda
Pertemuan atau Evaluasi Mingguan
Tentang pengelolaan Pre School Dinar Ceria

Pre School Dinar Ceria
Adalah Badan Usaha dan Amal milik Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Pacitan
Organisasi yang aku dipercaya menjadi Sekjennya (sekjen- ini komentar pelaksana harian Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Pacitan)
Dengan modal pinjaman dari sang ibu, Aisyiyah, kita bergerak

Pre School Dinar Ceria
Ide awal datang dariku
Sederhana sebenarnya
Agar anggota pimpinan bisa sering saling bertemu
Bukan melupakan QS. 4:9
Itu muncul juga, setelah ibu penasehat mengingatkan kita dalam kajian iftitahnya
Selain juga karena beberapa temen di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur sudah memiliki Badan Usaha dan Amal yang sejenis (mosok Pacitan ga iso...kebangeten!)

Pre Shool Dinar Ceria
Padi Bersinar Cerdas Terampil Berakhlak Mulia
Padi adalah simbul Nasyiatul Aisyiyah
Cerdas
Terampil
Berakhlak mulia
Dijadikan Visi

Soal evaluasi mingguan
Tak banyak yang datang
Akhirnya Mrs. Ketua
Memutuskan agar aku yang pegang kendali

Menjadi Kepala Sekolah?
Ga pernah terpikirkan sedikitpun dalam benakku
Karena yang ada dalam bayanganku
Aset Pre School aku beli (sayang tabunganku belum cukupnya banyak, hehehehehe)
Dan aku menjadi ownernya (egois ga sih?!)
Nanti akan ada perjanjian ma temen-temen anggota pimpinan yang lain (organisasi maksudku)
Bagi hasil atas usaha yang dikelola
Loh kok sekarang aku yang jadi pengelola?

Menjadi Kepala Sekolah?
Memang ga ada apa sebelumnya?
Ada
Manajemen yang belum tertata dengan baik yang membuat kami harus melakukan reformasi secara cepat dan tepat

Menjadi Kepala Sekolah?
Memang ga ada apa kader lainnya yang lebih kompeten?
Ada
Masih kita persiapkan

Menjadi Kepala Sekolah?
Beberapa teman yang memang sering jahil bilang
‘Tenanan to bu lahmu butuh receh ke?’
‘S2 dadi Kepala Kelompok Bermain?’
Persoalannya bukan butuh receh atau bukan kawan
Atau S1, S2 atau S3

Gregetan juga kalau kita dah punya konsep yang sedemikian matangnya kemudian tidak diinterpretasi secara tepat oleh partner-partner yang dipersiapkan untuk membantu (jangan-jangan kau yang ga bisa transfer knowledge V)

Aaaaaaaaaaaah
Hidup memang penuh problematika
Dan itu biasa
Aku masih menikmatinya

Orang diluar berkomentar
‘Kurang garapan’
‘Po yo iso?’
Karena mereka melihat berjamurnya Pendidikan Anak Usia Dini di Pacitan

Nyuwun sewu
Nyuwun pangapunten
I’m sorry
Saya minta maaf
Pak, bu, mbak, mas, dik
Saya punya konsep
Saya berani kasih bukti
Bahwa apa yang kami bangun dengan susah payah ini
Sudah kami perhitungkan termasuk risikonya
Bagaimana kami melakukan penetrasi pasar
Bagaimana kami melakukan edukasi pasar
Kami siap bersaing dengan jasa sejenis
Karena kami punya diferensiasi

I'm Happy


Senang

Kenapa aku harus senang hari ini?
Setidaknya, aku sudah mulai melakukan apa yang Ipunk suggest to me.......dan ternyata ada beberapa kegagapan dalam aku melakukannya. Gondok juga sebenere, ada beberapa postingan yang harus tertunda. Tapi tak jadi mengapa.....besok dirapel (bahasane birokrat, hehehehe)

Yang lebih penting, sekarang akses ke dunia maya bisa lebih cepet n murah. Ada telecenter baru di Pacitan. lumayan, dari pada pake TENI yang tagihane kadang ampe bikin pusing, hehehehe.......(kenapa ga dari dulu yak?!)

Kamis, Juli 26, 2007

Stars

Jerawat

Dia (jerawat)
Sudah dari tahun 2005 nongkrong dengan tidak sopannya di jidatku
Gatal
Bernanah
Sakit
Ditanyain orang macem-macem

Sebelum 2005
Dia (jerawat) biasanya nongol satu biji
Pas menjelang datang bulan
Lain hari nehi la yaw

Tahun 2005
Every day it comes to my life
Uugghh..........

Gatal
Sampe rasanya pingin menggaruknya
Memencetnya dengan paksa

Bernanah
Kalo dia (jerawat) sudah mencapai titik kematangan
Bikin ga PD

Sakit
Kalo lagi pas sholat trus sujud
Beradulah jidat berjerawat dengan sajadah di lantai
Wadaw ..............


Ditanyain macem-macem ma orang
Lagi jatuh cinta ya..........(jatuh cinta nenek loe)
Mo dapet ya ............... (iya kaleee)
Hayooo ketauan ni mikir jorok (ciaaat...)
Waaa hasrat tak tersalurkan nih (iya ya dok???)

Love&Marriage

Love is an ideal thing
Marriage is a real thing
(Goethe)


Rabi kok ming dipikir
Rabi q yo dilakoni
(Mas Joko M)


2 ungkapan dari 2 orang yang berbeda. Bahasa, bangsa, agama, dan juga usia...............

Aku ga tahu siapa Goethe
Tapi aku tahu siapa yang satunya

Mas Joko
Akhir 2005 aku mengenalnya
Lewat sebuah Workshop Anggaran Berperspektif Gender bagi Stakeholder Pembangunan dan Aliansi Masyarakat Sipil dimana dia menjadi panitia penyelenggara

Mas Joko
Pertama kenal dia
Ga ada ramah-ramahnya (hehehehehe, kayak aku ramah aja, padahal jutek iya)
Memang begitulah pembawaannya

Tetapi ternyata
Sejalan dengan diskusi yang kita jalin bulan demi bulan
Ga hanya masalah-masalah makro yang kita bahas
Dia juga menerima diskusi untuk hal-hal yang barbau pribadi

Kenapa aku percaya dia?
Karena secara umur dia lebih tua dari aku (berbanding lurus ga sih ma kedewasaan?)
Paling 8 tahunan (aku ga pernah nanya taon berapa dia mbrojol, hehehehe)
Seusia dengan kakak perempuanku
Jiwa ngemongnya ada
Mulutnya juga ga ember

Mas Joko
Suami dari perempuan yang ku panggil Mbak Eni
Anaknya baru satu, Uma panggilannya

Mas Joko
Cueknya luar biasa
Kalo ngomong apa adanya
Pokoke harus siap malu kalo deket-deket dia
Termasuk ketika omongan soal rabi alias kawin diatas bisa muncul
Dan kalimat selanjutnya adalah..................bocah kok ra cetho


Mas Joko
Aku pernah didudukkan secara pribadi
Untuk khusus diskusi soal kawin
Heran juga aku
Sampai sebegitunya
Dia menganggapku adik
Dan peduli dengan statusku

Dia memang menginginkan aku terbuka
Soal imam yang ada dalam anganku
Seterbuka ketika aku bercerita soal kenapa aku sampai memutuskan sekolah lagi

Satu hal kesamaan kami
Paling males kalo di suruh mandi (hehehehe, bangga amat ya, jorok iya)

Suwun ya mas untuk semuanya
Moga kau ga bosan dengerin aku
Mengingatkan aku
Menjadi kakakku
Menjadi temanku

Walau pada akhirnya nanti
Handphone mu berkedip
Dan mengabarkan
Mas, sekarang aku dah ada yang nemenin
Melewati hari-hari (so sampeyan wis ga kanggo, hehehehehe)

Rabu, Juli 25, 2007

Aku&Birru Annisa

Birru : taat, berbakti, hati, benar, baik.
Annisa : perempuan

Kenapa harus birruannisa?
Karena aku terlahir sebagai perempuan.

Kenapa harus birruannisa?
Karena tulisan yang ada di dalam simbul Nasyiatul Aisyiyah menjadi inspirasiku. Albirru Manittaqa (QS. Al Baqarah:189).

Kenapa harus birruannisa?
Karena perempuan juga punya hati.

Kenapa harus birruannisa?
Karena perempuan juga bisa melakukan kebaikan.

Kenapa harus birruannisa?
Karena nama adalah doa.
Bukan karena aku tak bangga dengan nama yang diberikan orang tuaku. Afita. A = tidak, fita = penting atau a = sebuah, fita = penting? Ah, apalah arti sebuah nama kata Shakespeare.


Be positive V!

Senin, Juli 23, 2007

23 Juli 2007

Kado untuk Anak Indonesia


Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka
(QS. An Nisa:9)

Anak ada empat jenisnya:
anak dunia, yaitu anak yang tidak dibekali ilmu agama, anak dengan kasih tanpa sayang
anak akhirat, yaitu anak yang meninggal dunia, dengan catatan orang tuanya muslim
anak bukan dunia dan bukan akhirat, yaitu anak yang menjadi fitnah bagi orang tuanya
anak dunia dan anak akhirat, yaitu anak yang menjadi penyelamat orang tuanya (putuslah amalan orang yang meninggal dunia, kecuali 3: anak yang sholeh/sholehah yang mendoakan kedua orang tuanya, ilmu yang berguna, dan amal jariah (Al Hadist))
(Hikmah, Ustad Abdul Hamid Arief, 230707)

ANAK
Anak bukanlah milikmu
Mereka adalah putra-putri sang hidup
Yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir
Namun tidak dari engkau
Mereka ada padamu

Tetapi bukanlah hakmu
Sebab pada mereka ada alam pikiran sendiri
Patut engkau berikan rumah untuk raganya
Tetapi bukanlah untuk jiwanya

Engkau boleh berusaha menyamai mereka
Namun jangan membuat mereka menyamaimu
(Kahlil Gibran)

***
Kado ini ku persembahkan untuk anak Indonesia
Kado ini juga ku persembahkan bagi orang tua yang telah mendidik anaknya dengan kasih dan sayang (bukan bermaksud menggurui mereka yang telah menjadi orang tua)

Kado ini semoga juga membawa manfaat bagi diriku
Ketika mendapatkan amanah
Ketika nanti menjadi orang tua

Menjadi orang tua ternyata membutuhkan keberanian
Menjadi orang tua ternyata memerlukan ilmu
Agar anak berguna dunia dan akhirat

Minggu, Juli 22, 2007

DUNIA adalah PERHIASAN

Dunia adalah perhiasan
Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah
(Karena dirimu yang lebih indah-Cahaya Khairani- (Oase Iman, 20072007, Eramuslim.com))


Aaah........aku memang bukan Khadijah, atau Aisyah juga bukan Fatimah Az Zahra atau Maryam
Tetapi menjadi sebaik-baik perhiasan juga menjadi mimpiku

Quote gender dew?
As i said to you, i have a dream to take feminist studies
Tetapi tidak untuk menjadi berbeda dengan yang ditawarkan our HOLY KORAN
Tidak pula menjadi antipati dengan laki-laki

Ukuran sholehah
Akan menjadi jelas
Karena perempuan bersinergi dengan laki-laki
(Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan dari padanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya.....(QS. Al A’raf:189)

Selamat Hari Anak Nasional

Hari Anak Nasional 23 Juli 2007
(Mengoptimalkan Kecerdasan Anak Sejak Dini)
(dalam Inspiratorial Kompas, 22 Juli 2007)



Kecerdasan secara umum merupakan kemampuan untuk mengatasi masalah (Howard Gardner).

Dijabarkan dalam Teori Kecerdasan Majemuk (multiple intellegence), yang mencakup:
logika, yaitu kemampuan mengolah angka dan logika berpikir dalam memecahkan suatu masalah dengan hipotesa
bahasa, kemampuan mengolah kata
kinestetik, kemampuan gerak fisik
interpersonal, kemampuan berinteraksi dengan orang lain
naturalis, kemampuan mengenal alam
intrapersonal, kemampuan untuk mengenal diri sendiri baik kelemahan dan kekuatannya
spasial, kemampuan untuk memiliki imajinasi dan gambaran visual
musik, peka terhadap suara dan irama


Dengan adanya stimuli yang diberikan sejak dini, khususnya usia 3-6 tahun, setiap anak akan mengembangkan potensi unggul sesuai dengan tipe kecerdasan masing-masing.

Kualitas dan ragam stimuli selama proses perkembangan anak itulah yang menentukan tingkat kesuksesannya.

Adanya pemahaman yang komprehensif mengenai proses perkembangan anak pada orang tua berperan penting dalam hal tersebut.


***
Menilik tulisan diatas, aku mulai berfikir
Berapa banyak stimuli yang diberikan bapak dan ibu kepadaku ketika aku masih kecil?
Bagaimana kualitas stimuli untuk merangsang potensi unggul yang aku miliki yang diberikan bapak ibu kepadaku ketika aku masih kecil?

Jangan..........jangan...................

Setidaknya aku sudah tahu kelemahan dan kekuatanku
Bagaimana aku meminimalisasi kelemahan yang kumiliki
Dan terus mengasah kekuatan yang ada padaku

Veeta yang tak mahir olah raga
Veeta yang miskin kata-kata
Veeta yang tak peka terhadap irama
Veeta yang ....................
Veeta yang ....................

But i promise in my heart
I’ll give u the best my children
I’ll never do over
What ur grand ma n ur grand pa do to ur mom
If u all......come to my life
Tommorow

Jumat, Juli 20, 2007

NIKAH (2)

NIKAH (2)

14 07 07
05:12:56

Dengan segala limpahan rahmat dan karunia Allah, kami mohon doa dan restu atas pernikahan kami: Mahendra&Dian, Tulungagung, 20 Juli 2007.


Selamat ya ndra, semoga Allah memberkati dirimu dan memberkati pernikahanmu serta mengumpulkan kalian dalam kebaikan. Amiiin.
Dan tentunya segera memperoleh keturunan yang baik (QS. Ali Imran:38).

Mmm..............kayaknya Mahendra&Dian merencanakannya dengan matang.

20072007
Tanggal cantik untuk mengenang moment sekali sepanjang hidup ini (semoga). Terlebih mereka menikah di hari Jumat, hari dimana nilai sedekah –jika kita mau melakukannya- lebih banyak dari hari-hari lainnya.

Aku teringat dengan:
· Dakwah yang ku dengar tadi pagi, kerjasama MediaIslam.net dan Grindulu FM tentang bagaimana membangun keluarga sakinah. Menurut sang Ustadzah, kalau menikah memang diniatkan untuk bisa masuk surga bersama, maka harus diusahakan secara bersama, tidak sendiri-sendiri, baik oleh si istri maupun si suami.
· Nasyid dari Gelora Abadi FM, dari Royyani ‘Ayo Menikah’:
Menikahlah kau segera bila waktunya telah tiba ............................

Rabu, Juli 18, 2007

BENARKAH

18 Juli 2007
sekitar 20.00 WIB
tempat kejadian perkara: Perguruan Tinggi Muhammadiyah Pacitan

'wah ga fokus wong iq'
selesaikan dulu bu satu urusan baru kerjakan yang lain (QS. Al Insyirah:7)
(Mr. Aji comment)

dan komentar Mr. Aji terjadi karena aku baru saja dapet amplop tertutup dari PD Aisyiyah Pacitan dari tangan Mr. Wahyu, belum selesai ku buka semua bagian amplop..............tit tit tit tit hp ku berbunyi......ada sms masuk
............................................langsunglah aku reflek beralih ke hp nokia ku yang ketinggalan jaman (hehehehehe)

Mr. Aji n Mr. Wahyu yang menanti isi si amplop tentu saja gregetan, huahahahahaha..............kasihan deh mereka.......maaf ya Mr. Mr. .........................

but, may be Mr. Aji right....................
gimana temanku yang lain, benarkah begitu diriku adanya?, kalo jawabane iya, tak jothak kabeh (wekekekekekekekeke)

Selasa, Juli 17, 2007

* N I K A H *


nIKAH

17 Juli 2007
Tulisan ini terinspirasi dari buku kecil mbak Afifah Afra “Nikah itu tidak mudah”, berita gugatan cerai Diva Dangdut Kristina terhadap suaminya Al Amin Nasution, pertanyaan policeman dengan statusku, Prakata dari editor Chic.


Afifah Afra, Nikah itu tidak mudah.
a. Cinta sejati tak usah di cari.
Rasa cinta, sayang dan senang itu muncul sebagai akibat ‘perjodohan’ yang ditentukan oleh Allah.
Karena cinta sejati itu adalah ‘hadiah’ Allah, maka tak perlu kita mencarinya. Biarlah ia datang sendiri sebagai sebuah proses yang alami.

Jadi yud, aku tak perlu berlari apalagi tanpa arah yang pasti untuk mencari imamku. Karena Allah akan menghadiahkan yang terbaik buatku.

b. Menikah dan second opinion
Second opinion adalah orang yang mengajak kita memandang dari sudut yang lain.
Aku mengiyakan apa yang di tulis mbak Afra. Ada contoh kasus: (yang jelas bukan aku, merit aja belum).

Temenku ini super berantakan na suaminya super rapi. Duit di dompet suami temenku berjajar berdasarkan besarannya, struk gaji dari pertama dapet sampe mereka merit tersimpan rapi di meja kerjanya, tempat tidur harus rapi cling dan tak ada kekusutan sama sekali. Kebiasaannya berbeda 180 derajat sama kebiasaan temenku.
Atau kakakku dan suaminya. Dia begitu lembut, masyaAllah suaminya kata orang Jawa ‘sorogodok’ semuanya serba meledak-ledak.

Kalo melihat dua contoh kasus diatas, aku jadi ngeri juga. Ngerinya lebih karena aku yang ‘sak karepe dewek’ kata orang Banyumas, meledak-ledak, ga mau ngalah.............wis semuanya serba negatif. Tentunya aku dapet yang positif donk (hehehehehehehe...........) biar kalo baterai, bisa hidup.....ya ga?! (menghibur diri ceritanya).


Gugatan cerai Kristina.
Gila juga si Kristina baru nikah Januari 2007, Juni dah gugat cerai. Niat merit yang bener apa cuma mo nunjukiin ke orang kalo dia bisa juga kayak yang lain, menikah dan menggelar pesta pernikahan, yang Rp nya panjang dengan huruf 0 (nol)?
Suudzon banget sih aku..................sebenarnya ga juga sih, ngapain suudzon ma Kristina, prihatin iya...............nikah kok kayak buat coba-coba. Kalo ternyata ga cocok, ditinggal trus dituker ma yang lebih bagus, halah..........
Komunikasi dong Kristina, Al Amin..............masak kagak ada omongan yang serius trus maen pergi gitu aja?!
Kepala oh kepala...........yang ga satu pingin disatukan yang bersatu pingin dipisahkan, bela-belain pake operasi segala.


Pertanyaan policeman tentang statusku.
Ini terjadi pada saat pelaksanaan UAN untuk SLTP/MTS. Ketika itu aku ditugaskan untuk menjadi Tim Pemantau Independen untuk MTS Pondok Tremas.
Aku lupa pertanyaan itu diajukan di hari kedua atau ketiga.
Si Mr. Police ini adalah aparat keamanan yang bertugas mengawal naskah agar tidak terjadi kebocoran dari Polsek Arjosari ke sekolah sampai disetorkan ke sub rayon Pacitan sekaligus keamanan selama kegiatan UAN berlangsung.
Pada saat terlibat obrolan ringkat sampailah pada pertanyaan, “putro sampun pinten mbak?”
Gubraaak!!!!
‘Saya belum nikah pak’ jawaban terjujur sepanjang hidup terlontar dari mulutku (hehehehehehehehehehehe)
Nah, salah satu staf MTS Pondok Tremas nylethuk, ‘bener mbak belum nikah?’
Aku mengangkat kedua bahuku dan tersenyum simpul sambil dalam hati aku ngomong, ya iyalah ngapain gw boong, kagak ada manfaatnya juga kaleeeeeeeeee.....
‘Buruan nikah lo mbak.........biar ada generasi penerus perjuangan’ si mas mas staf so wise menasehatiku, padahal kalo ku lihat umurnya paling masih di bawahku. Tapi ternyata dia lebih bijak (hik hik hik) dalam menyikapi suatu hal.
Tapi alasan yang dia kemukakan, bener 100%. Siapa yang akan meneruskan kemalasanku, kemanjaanku, ketidaktenanganku kalau tidak bergerak (wekekekekekekeke.......) kalo aku tidak segera menyempurnakan dien.

Di dalam AlQuran jelas disebutkan ‘dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu ..........(QS. 24:32).
Masalahnya aku kan ga sendiri............aku banyak temen, sodara, keluarga ampe musuh (eh, yang terakhir ga dink)....... jadi aku tidak termasuk orang-orang yang sendirian (ih kok aku kayak orang tak berilmu ya??!! Tanpa akal n tanpa naqli........takuuuuuuuuuuuuuuuut)
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengulas Al-Quran tanpa ilmu pengetahuan, maka bersiaplah menduduki neraka” (HR. Abu Dawud).

Pertanyaan Mr. Police ini lah yang akhirnya kau baca afraid about my marrital status, dew.............


Catatan Candra Widanarko (managing editor CHIC).

Nyatanya, keputusan untuk kawin-tidak kawin-ntar aja ah kawinnya, tidak ada hubungannya dengan usia.
Keputusan menikah itu sangat personal. Setiap orang punya pertimbangan sendiri. Dan ketika keputusan itu diambil, kita siap dengan konsekuensi sepanjang usia.
Jadi, buat saya penting sekali punya alasan ketika memutuskan untuk menikah.
Ada banyak pilihan menyenangkan di dunia ini, dan kawin salah satunya.

Aku sepakat mbak Candra dengan catatan singkatmu (kalo ga sepakat ga mungkin di kutip, hehehehehe). Keputusan menikah memang sangat personal bagi yang memutuskan untuk menikah bukan bagi keluarga yang memutuskan untuk menikah.

Kalau memang kawin menjadi salah satu pilihan yang menyenangkan, kenapa Kristina malah keluar dari pilihan yang menyenangkan itu y? Kayaknya berpisah alias divorce juga salah satu pilihan yang menyenangkan yang ada di dunia ini, hehehehehehehehe...............

Alasan yang tepat ketika menikah??? Aku akan beralasan sama dengan yang ditawarkan mas staf MTS Pondok Tremas, agar terus ada generasi pelanjut perjuangan demi tegaknya dienul Islam (sabda Nabi (Afifah Afra, Nikah itu tidak mudah) ‘Saling menikahlah kalian sehingga kalian akan melahirkan keturunan. Karena sesungguhnya dengan banyaknya kalian nanti, saya akan bangga di hadapan umat-umat lain pada hari kiamat’)




To be continue .............

Kamis, Juli 12, 2007

A U LIE MY FRIEND

B O H O N G



Asbabun nuzul:

12 juli 07
14:55
From: Indi

...... emang biasa to cowok hobi boong


***
Masak sih ndi?
Pengalaman pribadi?
Atau kau melihat realitas yang ada?

Tapi mungkin bener juga analisamu kawan.
Jadi inget syairnya Dewi by Joker


Dewi
Maafkan lah diriku
Yang slama ini selalu menipu dan menyakitimu
Skali lagi dewi
Maafkanlah diriku
Walau ku tahu kau bosan mendengar kata maaf dariku

Jangan tinggalkanlah diriku
Aku tak bisa hidup tanpamu


***
Aku paling anti dibohongi
karena aku paling anti membohongi

Konsep itu sama dengan
Ketika kita berbuat baik dengan hanya mengharap ridho Nya
Allah pun tidak akan segan-segan membalas perbuatan baik kita dengan kenikmatan yang berlimpah

Bukan
Bukan bermaksud menyamakan diriku dengan Tuhan
Dan orang lain sebagai hamba
Sama sekali bukan

Ada keseimbangan di sana
Siapa yang menanam
Akan menuai (QS. Bani Isra’il:15)


***
Jadi untuk mereka yang berjenis kelamin laki-laki
Jangan gampang dan enteng untuk berbohong (seperti lagu Dewi diatas yang menunjukkan keegoisan laki-laki)

Kau diciptakan bukan untuk menjadi makhluk pembohong
Sementara perempuan adalah obyek dari kebohonganmu

Kebohongan satu akan berlanjut ke kebohongan berikutnya
Tapi kalau kau memang sudah berniat bohong wahai para lelaki
Berbohonglah dengan konsisten (istiqomah-istilah Indi, hehehehe)

Jangan sekal-kali berbohong tipe amatir
Karena profesionalitas di kelas kebohongan juga di hargai
Dengan neraka di kemudian hari
Ketidakpercayaan dari kolega di kehidupan sehari-hari

Berbohong adalah pilihan
Pilihan untuk menjadi pendusta (QS. An Nahl:105)
Pilihan untuk menjadi orang yang merugi (QS. An Nahl:109)
Pilihan untuk menjadi orang yang tidak beruntung

DEATH

KEMATIAN
(Setiap makhluk yang bernyawa pasti merasakan mati)
(QS. Ali Imran:185)


11 Juli 2007. 22.00 WIB
Kecelakaan maut di Purworejo, Jawa Tengah menewaskan komedian Taufik Savalas.

12 Juli 2007.
Berita kematian sang komedian baru ku dengar sekitar jam 09.00 pagi lewat tayangan infotainment yang sudah telat kulihat.
Untunglah setelah itu ada acara yang memang khusus menayangkan kematian Taufik.

Inna lillahi wa inna illaihi rojiun.
Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

Bangkai mobil Kijang yang ditumpangi Taufik, truk Fuso yang melindas Kijang, mobil ambulans yang membawa jenazah Taufik dari tempat kejadian ke rumah sakit, sampai ciuman sang Manager Taufik diperlihatkan satu bersatu dan beberapa dari kejadian itu diulang-ulang untuk mengimbangi si Narator.

Murni.
Ternyata rasa sebagai manusia itu masih ku miliki.
Ketika melihat dokumentasi Taufik dengan aktivitas sosialnya mengunjungi korban banjir di Jakarta, air mataku tumpah.
Tayangan dengan Taufik sebagai sentralnya itu bukan rekayasa. Baik kamera maupun si sentral.
Tanpa jaim, dan aku yakin juga bukan air mata buaya, Taufik menangis, disamping sebuah rumah bambu.

Artis. Entertainer.
Sebuah profesi yang paling diminati di negeri ini (apa malah pegawai negeri ya?).
Hanya dengan beberapa jam show, uang begitu cepat di dapat dan tentunya dalam jumlah besar.
Sebuah profesi yang juga punya konsekuensi.
Gaya hidup layaknya bintang.
Serba gemerlap. Baju, tas dan thethek bengek fashion yang harus bermerk. Mobil keluaran terbaru. Rumah megah. Semua bisa di beli (termasuk kebahagiaan kah?).
Tapi tidak dengan Taufik. Pribadi yang sederhana jika dibanding dengan entertainer lainnya.

Selamat jalan Taufik. Tuhan punya rencana hebat dibalik kematianmu.
Untuk anak dan istrimu, keluarga besarmu, teman-temanmu, dan tentunya aku.
Mengingatkan kita yang masih hidup untuk selalu mengingat mati.
Hanya amal kita yang akan menemani kita ketika tubuh sudah terbujur kaku dan bukan yang lainnya.

Sudahkah kau mempersiapkan itu veeta????????????

Selasa, Juli 10, 2007

Kemunculan Di Suatu Pagi


Di Suatu Pagi

cerpen Di Suatu Pagi itu in fact mbojol kedua setelah yang pertama...........episode hidup dewi (sori yang ngerasa punya nama dewi, gw pinjem ye, hehehehehe) but don't worry 4 dewi, isi cerita dijamin hanya rekayasa toh kalo ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.

setelah Di Suatu Pagi yang berhasil terbit adalah Luka Bunga (di terbitin di Warta, majalah bulanan Dep.Agama Kabupaten Pacitan), Juni kemarin.

Luka Bunga terinspirasi dari program yang diusung Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dengan kampanyenya "Stop Kekerasan dalam Rumah Tangga sampai ke Titik Nol!"

ada dua judul yang belum selesai.............Menjadi Orang Tua dan Tujuh Keturunan........nunggu wangsit.

semuanya serba sederhana...........karena aku yakin kesederhanaan juga punya V A L U E

DI SUATU PAGI

DI SUATU PAGI


Uaaah. Aku menguap panjang ketika lamat-lamat adzan shubuh masuk ke pendengaranku. Sambil tak lupa kupanjatkan rasa syukur ke Sang Pemberi Hidup, aku bersiap-siap mengambil air wudlu. Ya, aku harus bersyukur karena Allah begitu sayang padaku. Hidup dengan segala fasilitas serba cukup, malah beberapa temanku bilang bukan sekedar cukup tetapi berlimpah. Papa selalu memberiku hadiah-hadiah yang berlebihan jika aku mendapatkan nilai bagus di setiap semester yang ku tempuh di fakultas kedokteran sebuah universitas negeri tertua di negeri ini. Dan perlakuannya yang paling berlebihan adalah ketika aku dinyatakan menjadi dokter. Sebuah mobil model terbaru impianku menggantikan mobil yang setiap hari ku pakai sudah menantiku di depan rumah beberapa bulan yang lalu.

***
Sabtu pagi.
Kupersiapkan bahan-bahan yang harus ku bawa. Tak lupa kupilih baju yang akan menemani hariku, satu stel blaser biru laut lengkap dengan jilbab corak warna biru senada dengan baju, kukeluarkan dari lemari gantungku. Setelah sarapan, cepat ku sambar kunci mobil yang biasa tergeletak disamping pesawat telepon rumah. Tak lupa kuucapkan salam ke orang rumah, segera aku berlari menuju garasi. Ya aku sudah terlalu siang untuk menuju tempat praktekku.

***
Penelitianku di Dinas Kesehatan, tempatku mengabdi, mengenai virus H5N1 yang diduga sudah masuk di daerahku memang memaksaku untuk pulang lebih larut dan datang di laboratorium lebih awal dari biasanya. Tetapi Sabtu dan Minggu aku tidak mau diganggu. Aku hanya akan berada ditempat praktekku. Tempat yang dibangun Papa untuk menggunakan dan memanfaatkan ilmu yang aku miliki.

***
Ups, aku terjebak di lampu merah yang keempat. Padahal jam tangan seiko model terbaru yang melingkar di pergelangan tanganku, hadiah dari Mama seminggu yang lalu, tepat seperempat abad usiaku, sudah menunjukkan pukul 05.55 WIB. Artinya lima menit lagi Indah, asistenku di klinik akan memasang tanda buka di pintu kaca depan. Ya Allah, masih tiga kali lampu merah yang harus ku lewati sehingga aku bisa mencapai tempat praktekku, aku menggerutu tak menentu.

***
“Mbak, minta sedekah mbak”, memutus gerutu panjangku di dalam mobilku yang sejuk. Sambil mengambil receh lima ratusan yang selalu tersedia di kotak uang dalam mobil, ku buka kaca mobil sedikit untuk menjulurkan jari-jariku ke bocah perempuan dekil yang menempel tanpa malu di kaca mobilku yang pagi ini lebih mengkilap, karena aku tahu Parman, sopir Papa, mencucinya sehabis shubuh tadi.

***
“Makasih ya mbak, semoga lancar rezekinya”. Sambil menganggukkan kepala dan mengamininya dalam hati, kuikuti gerak si gadis pengemis tadi. Ternyata dia meminta sedekah pada bapak tua bersepeda yang membawa keranjang besar di belakangnya, berisi kerupuk. Ku amati rupiah yang dikeluarkan pak tua. Subhanallah, ternyata satu lebar ribuan. Ya, aku tidak salah lihat. Dua mataku masih diberi kesehatan untuk tidak menjadi plus atau minus dengan diktat-diktat kedokteran yang tebal. Dan adegan setelahnya, pak tua penjual kerupuk itu mengelus rambut si bocah dekil dengan rasa sayang seorang bapak pada anak perempuannya. Mengingatkanku pada rasa sayang dan cinta Papa padaku selama ini.

***
Perasaan malu langsung menyergapku. Entah malu pada siapa, aku sendiri bingung. Mungkin pada Allah. Mungkin pada bapak tua. Mungkin pada pengemis cilik. Mungkin pada pengendara lain yang sempat melihat uang recehanku. Bagaimana mungkin seorang laki-laki tua penjual kerupuk bisa dengan santai memberi pengemis cilik itu seribu rupiah, padahal aku tahu keranjang besar yang ada di sepedanya masih terisi penuh kerupuk, belum satupun terjual. Sementara aku, dr. Rita Hadiwijaya, pemilik klinik Annisa yang pasiennya dari kalangan berduit, hanya mengeluarkan receh lima ratusan.

***
Ku parkir mobilku di pinggir jalan sekenanya begitu traffic light berubah hijau. Ku tanggalkan jas putihku di jok mobil. Segera aku keluar dari mobil dan berlari menuju pengemis dekil tadi. Ku ikuti kemana dia pergi tanpa dia merasa ada orang yang menguntitnya. Ku usap tetesan keringat dengan tisu yang selalu tersedia ditasku. Aku sudah berada di sebuah perkampungan kumuh di belakang Stasiun Kota.

***
“Assaalamu’alaikum, Ningrum pulang, buk....Ini Ningrum bawa sarapan buat Ibuk”. Aku mencari pegangan. Rasanya lemas seluruh persendianku. Dari luar rumah bambu yang sudah compang camping, aku melihat seorang perempuan setengah baya terbaring di kasur lusuh tanpa sprei, menyambut salam putrinya sambil tersenyum melihat apa yang di bawa putrinya, dan melahapnya cepat seperti belum terisi makanan apapun dari semalam.

***
Sampai di klinik, ku balik tanda buka yang sudah terpampang di pintu, dan segera ku ajak Indah untuk menemaniku. Pertanyaan Indah tentang keterlambatanku dan sikap anehku pagi ini tak kuhiraukan. Aku akan menjelaskannya nanti di tempat Ningrum, bocah yang menyadarkanku tentang satu episode hidup yang lain yang berbeda, yang diperlihatkan Allah dihadapanku pagi ini.

***
“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai).”

Nawangan di 10 Juli

10 07 07
18:38:47

Bu vita, maaf tadi capek naik gunung. Sampe di ngetep cuma dianggurin, hbsnya tadi g ada kabar sblmnya. Sampe sekarang ngerasa ga enak, maaf ya bu. @wina


Sms itu datang dari salah satu pengurus UPK (Unit Pengelola Keuangan) “Barokah”, tempat aku dan partnerku Mr. Rohman menjadi fasilitator. Kami (aku dan Mr. Rohman) berangkat dari LPPM Univ. Muhammadiyah Ponorogo untuk mendampingi UPK khususnya, pada program pengembangan desa model/binaan gerdu taskin tahun 2007 di Desa Ngromo Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Tapi bukan masalah dari mana aku berangkat mendampingi. Yang paling penting adalah sms dari salah satu pengurus UPK tadi.

Mbak Wina, usianya terpaut dua tahun dibawahku. Aku pernah tanya ke dia terakhir sekolah dimana, tapi aku lupa untuk mengingatnya. Selain beda usia, kita juga beda status. Dia sudah menikah. Anaknya satu, laki-laki, umurnya sekitar dua tahunan.

Pagi di tanggal Mbak Wina sms, memang aku dan partnerku datang ke desa yang kita dampingi. Untuk koordinasi kembali.
Kali ini aku dan partnerku datang lebih pagi, dan baru kali ini pula kita datang paling awal di balai desa. Biasanya kita ditunggu. Hehehehe, gantian ceritanya.

Nawangan,
memang satu dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan. Jaraknya cukup jauh dari ibukota Kabupaten, tempat aku dan Mr. Rohman tinggal, 50 km, dengan jalan berliku, naik turun dan sempit serta dingin (mirip udara kota Batu, Malang atau Tawangmangu, Karanganyar). Sekitar 1,5 jam perjalanan. Orang Nawangan lebih dekat untuk pergi ke Kabupaten Ponorogo dan Daerah Purwantoro, Kabupaten Wonogiri daripada ke Pacitan.

Balik ke isi sms dari mbak Wina. Rasa rikuh dan ga enak.
Itu karena aku, Mr. Rohman, pak kades baru, dan pengurus UPK lainnya bertandang ke rumahnya.
Aaaaaaaaaaaaah......jauh banget dari jalan raya, tempat balai desa dan sekretariat UPK berada. Jalannya yang naik dan ‘pradenan’ alias belum diaspal karena masih berupa tatanan batu-batu agak besar, berkelok-kelok sekitar 2 kilometer.
Makanya Mbak Wina bilang naik gunung.
Na temen pengurus UPK lainnya bilang dari komentar temennya, ini tu sidratul muntaha, hehehehehe...............iya juga ya, mungkin karena letaknya yang tinggi jadi kalo mo ke langit cepet.

Rumahnya sederhana. Masuk ke dalam ada bau tanah. Ya, belum ada lantai keramik seperti rumah-rumah orang kota. Masih tanah. Kursi tamu satu set. Sederhana juga. Televisi jaman dulu. Ada hiasan foto-foto didinding. Dindingnya dari kayu. Mirip kayak rumah jaman dulu. Ada lemari atau bifet kalo ibuku bilang, di dekat pintu masuk ke dapur, kayaknya.

Soal dianggurin.
Itu sebenarnya karena ga ada camilan yang melengkapi suguhan kopi panas kami. Oya, kopi itu dicampur jahe. Desa Ngromo memang penghasil jahe gajah. Banyak banget petaninya. Dan pendampingan dari LPPM Univ. Muhammadiyah Ponorogo salah satunya mau membuat ekstrak jahe gajah.
Kopi panas dengan campuran jahe itu enak banget. Kopi asli, yang masih ada pasir-pasir kopinya. Bukan instan. Enak dan nikmat tentunya. Maklum aku kedinginan di sana. Dan jangan salah, kalau disuguhin minuman panas ga cepet diminum, alamat jadi es. Saking dinginnya udara. Penduduk Ngromo kayake ga butuh kulkas deh.

Camilan, camilan, ternyata bikin orang merasa ga enak.
Mungkin kebiasaan orang-orang desa yang membuat si tamu bagai layaknya raja. Sama ya kayak sahabat apa malah Rasul? Aku lupa. Yang rela berlapar ria yang penting tamunya dijamu dengan baik.
Suguhan pendamping minuman mestinya ada. Apalagi tamu jauh. Na ini, kripik tela atau rengginangpun ga ada.

Sebenarnya aku ga da masalah. Kalo ga ada ga perlu diada-adain. Malah menyiksa diri. Aku tahu maksud mbak wina baik.

Orang desa memang ramah luar biasa. Apalagi kalau ada yang punya niat bantu desa mereka, dengan pikiran yang mereka punya plus tenaga kalo mampu, hehehehehe. Itu kadang yang membuat aku merasa risih. Terlalu di ‘uwongke’. Biasa aja lagi. Fasilitator juga manusia.

Pas perjalanan pulang kita nglewati tetangga kanan kiri Mbak Wina. Ada diantara rumah yang kita lewati rumah seorang nenek tua. Beliau lagi di depan rumah nya yang rumah bambu, menguyah sirih alias nginang. Padahal kan ga kenal dengan kita, mana beliau lebih tua..................tapi kita disapa dengan ramah trus disuruh mampir ke rumahnya. Bukannya ga mau tapi kalau kita bener-bener mampir yang ada malah merepotkannya selain kita juga kejar waktu, sudah terlalu siang.

Oya, hampir aku lupa. Sebelum ke rumah Mbak Wina, kita mampir ke ‘alas jahe’. Lumayan ngeri juga. Ngerinya lebih karena takut jangan-jangan ada uler, ada ini ada itu. Untungnya aja pak parno yang punya ‘alas jahe’ ga nunjukiin semua kebunnya yang sekian hektar, aku lupa, ke kita, yang ada bakalan gempor-gempor deh kaki.

14.00 WIB. Alhamdulillah nyampe juga kita di pusat kota Pacitan lagi dengan selamat dan tentunya cuaca yang bersahabat.

Senin, Juli 09, 2007

Tanpa Judul

tanpa ku duga panduan untuk ibu-ibu muda itu...................ga hanya berguna untuk mereka saja