KKB (Kunjungan Ke Bali)
Sebagai hamba, Tuhan tahu, Saia bisa menjalani fase ini. Saia optimis ini adalah fase jeda. Tak terlalu antusias mengosongkan gelas untuk siap diisi kembali di Kuta Bali, 06 sd 09 Oktober 2022 (banyak alasannya😊). Alhamdulillah ternyata Tuhan takdirkan Saia bertemu banyak teman baru yang menguasai bidangnya.
Dimulai dari rasa penasaran dengan Pak Herman kemudian mengikuti kegiatan sharing dan diskusi di akhri September 2022. Lanjut dengan Pak Edi, Bu Susan, dan Pak Budi di Bali. Sedikit terbuka wawasan, gelas kosongpun mulai terisi. Sambil sesekali membuka aturan dan konsepnya.
Hei, perjalanan dimulai dengan kesabaran menunggu pesawat yang terlambat.. Lapar yang menyapa sudah sempat dibantu bakso Pak Jo yang harganya lumayan di kantong. Ada snack dan mie goreng sebagai kompensasi lengkap dengan air minum dalam kemasan. Karena duduk di dekat pintu darurat, keduanya tak sempat dinikmati didalam pesawat.
Belajar, menikmati makanan yang disajikan; satu kamar dengan kak Syati yang punya banyak pengalaman kerja; jalan kaki ke tetangga sebelah, toko oleh-oleh Krisna; kunjungan ke Pantai Melasti, Uluwatu, dan makan seafood di Pantai Jimbaran menjadikan kunjungan ke Bali terasa lengkap walau tak ikut menikmati jalan ke Pantai Kuta setelah sarapan pagi dan ke Legian.
Perjalanan ke Bandara Ngurah Rai tak memakan waktu lama, tapi masyaallah suasana dalam bandara ramai. Karena beda pesawat kami berpisah. Satu teman menemani, Mas Farihin. Ternyata rombongan buibu plus satu lajang sudah selesai check in dan mulai naik pemeriksaan. Disini drama mulai terjadi. Karena tiket kepadatan penumpang tinggi, maka waktu yang diperlukan di 2x pemeriksaan tiket plus identitas menjadi lama. Seperti ini nanti antrian kita menuju surga kata teman yang menemani. Tiba-tiba announcement dari bandara memberitahukan jika pesawat yang akan ditumpangi teman akan segera berangkat. Masyaallah minta petugas mendahulukan lengkap dengan bukti boarding pass plus masih harus buka laptop ikat pinggang. Di group whatsapp si lajang mengabarkan aman, teman telah naik bis.
Tak berselang lama, teman yang menemani menelpon, Saia pikir akan bilang Alhamdulillah sudah masuk pesawat sebentar lagi berangkat. Ternyata, karena terburu-buru, tas oleh-olehnya tertinggal. Masyaallah.. Di mushola bandara lemas rasanya badan ini. Perjalanan ke gate paling ujung tempat pesawat Saia dan satu teman lagi cukup jauh dari tempat pemeriksaan. Bismillah, teman berlari menyusuri kembali dimana tas oleh-oleh itu berada. Petugas cukup kooperatif, pesawat yang Saia dan teman tumpangi delay beberapa saat, dan tas oleh-oleh berhasil kita bawa. Alhamdulillah.
-Entahlah Tuhan selalu membuat Saia surprised dengan kunjungan yang judulnya ada kata dinasnya😙
Tidak ada komentar:
Posting Komentar