Awal Desember.............
Aku melakukan perjalanan yang lumayan agak jauh, dari Sengata menuju Samarinda.
Rencananya mau melihat bekas-bekas air bah yang melanda Ibu Kota Kalimantan Timur itu.
Ternyata air sudah surut.........Syukurlah.
Karena lama tak melakukan perjalanan jauh, seperti ketika masih menetap di Jawa, plus kondisi badan yang tengah hamil muda, tak ayal membuatku sedikit kaget. Jalanan yang rusak dari Sengata-Bontang memicu semua isi perut untuk keluar. Tak apalah resiko penumpang.
Melihat Samarinda yang sudah normal kondisinya pasca tergenang, membuatku sedikit lega. Aku bisa menikmati suasana hiruk pikuk kota besar, setelah kurang lebih 4 bulan berada di Sengata, Kabupaten kecil yang kaya batu bara tapi masih berbenah atau lebih tepatnya tergagap, melakukan peningkatan infrastruktur pembangunan.
Ku ajak janin yang ada dalam kandungan untuk sholat ashar di Islamic Center Samarinda..........ceeeeeeeeeeeeesssssssssssss, adem ketika aku mulai menyentuh lantai marmer rumah Allah yang megah, dengan biaya operasional 1,sekian M per bulannya.
Kurang lebih satu minggu berada di Ibu Kota Propinsi, perjalanan pulang dengan bayangan jalan rusak mau tidak mau, suka tidak suka harus dilewati. Yang terjadi kemudian, tukang urut masuk agenda wajib untuk dikunjungi. Selain menjadi penghuni ruang tunggu Dokter Spesialis Kandungan.
Alhamdulillah, ketika melakukan pemeriksaan rutin, tak ada masalah dengan janin yang ada diperutku. 15 minggu 2 hari, 126 gram, dan jantungnya sudah mulai berdenyut ketika dokter menunjukkan padaku dan suamiku lewat USG (hasil USG belum ku scan jadi blom bisa ditampilin plus menghindari komentar 'ih sereeeeeem'). Segala penat di tubuh, perasaan tak menentu di hati terbayar sudah dengan keterangan dokter tentang kondisi si kecil di perut.
InsyaAllah amanat ini akan kita jaga baik-baik.
Senin, Desember 15, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar