Sudah terlalu lama tangan ini tak menekan tombol-tombol huruf di keyboard komputer. Banyak cerita yang akhirnya belum sempat terendus media (hehehehehehehehehe).
Misalnya saja soal kekesalanku November kemarin karena nonton film Indonesia yang lagi tayang di bioskop. Tentang Cinta dan Get Married. Agak mending ‘Get Married’. Walo ceritanya standard and agak-agak konyol, bisa mengocok perut penonton. Pemainnya juga para komedian kelas …… (kelas apa ya?!) Sementara ‘Tentang Cinta’……………tidak beradab (pake kata-katanya Indi, hehehehehehehehe…..piss men).
Aku nonton ‘Tentang Cinta’ bareng Yani n Evi……………n aku lupa apa message yang ingin disampaikan ma tu film. Semoga saja hanya aku yang lupa n tidak dengan 2 teman nontonku. Itu mungkin karena aku sudah telanjur dongkol dengan adegan per adegan n of course dengan kualitas pemain-pemainnya plus ide cerita yang seputar itu-itu saja (sapa suruh nonton…………).
Cerita tentang pilihan karir dan pundi-pundi penghasilan yang akan menyertai perkembangan generasi muda Indonesia (ih ngomong apaan si……)
Atau perjalanan 1 jam 15 menit dari Juanda ke Sepinggan.
Menunggu 2,5 jam di dekat terminal kedatangan sampai cacing-cacing penghuni perut protes. Sampai akhirnya mencoba mencicipi daging rusa. Perjalanan kulanjutkan melewati Taman Bukit Soeharto yang sudah mulai beranjak petang. Tepian Sungai Mahakam yang tak terlihat karena pemadaman bergilir yang sudah sangat biasa terjadi (kata penduduknya lo) sampai akhirnya tubuhku terguyur air di Bumi Etam untuk pertama kalinya.
Dua hari di Kota Tepian perjalananku berlanjut menuju Kecamatan Kaliorang, salah satu daerah di Kabupaten Kutai Timur. Ya ampyun, baru kali ini aku berkunjung ke tempat om ku, sepupu ibuku. Jauhnyaaaaaaaaaaaaaaaaaa....... Jalaaaaaaaaaaannya ………… kondisinyaaaaaaaaaaaaa……… ah tak usahlah diceritakan disini (hehehehehehe…mo cerita kok ga komprehensif to Vee…Vee) yang kuingat kalau siang puanasnyaaa minta ampyun, kalo malam dingiiiin. Air berasal langsung dari pegunungan (tanpa disaring meeeeeeeeeeeeen). Suara bebek dan ayam membuka pagi dan itu artinya listrik menjadi padam sampai magrib menjelang (Indonesia kah ini???).
Yang rada bikin shock tu biaya hidup yang lebih mahal dibanding di Jawa. Sampai rasanya pingin nelen duit seribuan ajah (heheheheheheehe………sadar Vee, jalan hidup masih panjang).
Kerinduanku untuk bisa chating baru saja akan terwujud di Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, tetapi Tuhan ternyata berkehendak lain (hihihihihihihihihi)………..koneksinya troble. Ya sutralah kecewa (kayak jenis batik Pekalongan aja). Finally, aku back to hotel for doing another activities.
Ku tutup perjalananku kali ini dengan kenangan 3 jam menunggu si lelet Lion Air datang bersama orang-orang Indonesia lainnya (sukune bedo j).
Kamis, Desember 27, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Itu masih Indonesia kawan, cuma lagi puasa aja. Ntar nunggu Soros ikutan invest di situ deehhh, kalo yg di Aceh dah sukses...baru listrik di sono byar byar pet...kekekekek (kok podo wae)
O iya satu lagi...dari Sepinggan sekitar 2 jam perjalanan ada tempat yang asik buat refreshing and jalan-jalan lhuuu sumpeeee...(tinggal balik Kanan naek Lion Air lagi turun Surabaya) hahahhahahaha...
Tanya gih ma mamas, kalo refreshing biasanya pada kemana?? kikiki pissss
aku di sangatta, alhamdulillah, kantorku ada koneksi internet. asyik juga. mudah-mudahan hal ini berlangsung lama
Posting Komentar